Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
Yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih
Maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga
Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!!!
Penggalan pidato Bung Tomo diatas merupakan pembakar semangat juang arek-arek Suroboyo ketika bertempur melawan tentara sekutu pada tanggal 10 November 1945. Meskipun telah memproklamirkan kemerdekaan, tentara sekutu masih saja mengusik rumah tangga bangsa Indonesia melalui Netherlands Indies Civil Administration (NICA) dan Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI).
Akhirnya pertempuran nan dahsyat tak dapat dihindari. Lesatan peluru Thompson, kibasan pedang dan celurit, serta amukan bambu runcing mewarnai setiap sudut kota pada hari itu. Banyak korban jiwa berjatuhan diantara kedua pihak. Surabaya menjadi medan perang yang ganas layaknya Pochinki di PUBG.
Untuk mengenang kembali momen bersejarah tersebut, maka setiap tanggal 10 November diperingati sebagai hari Pahlawan Nasional. Tidak hanya untuk pahlawan yang gugur selama pertempuran Surabaya saja, tapi hari Pahlawan juga ditujukan kepada semua pejuang kemerdekaan di seluruh Indonesia.
Lantas, untuk saat ini, dengan melihat keadaan bangsa yang cenderung damai, mungkinkah kita bisa menambah daftar Pahlawan Nasional kita? Andaikata bisa, saya pribadi akan mengusulkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat sebagai kandidat Pahlawan Nasional.
Berikut 4 alasan mengapa anggota DPR cocok menjadi pahlawan nasoinal berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Sosial Nomor 15 Tahun 2012 tentang Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional:
1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa
Untuk bisa menjadi anggota DPR, tentu diperlukan perjuangan politik yang tidak mudah. Berbagai intrik politik dan obral janji dilakukan agar bisa meyakinkan konstituen dan merasakan hangatnya kursi Senayan. Belum lagi kondisi internal DPR yang penuh kepentingan menjadi tantangan yang penuh akan siasat.
Tidak mungkin anggota DPR melakukan tugasnya untuk memecah belah bangsa, Kalopun ada beberapa oknum DPR yang pernyataannya kontrovesial, mungkin beliau sedang khilaf. Atau mungkin juga sekadar gimmick agar perhatian media massa terpecah sehingga menutupi isu penting lainnya.
2. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan
Kegigihan anggota DPR dalam berjuang mungkin saja bisa menyamai ketangguhan prajurit Kopassus dalam berperang. Pantang menyerah sebelum sukses menjadi titah abadi yang melekat di benak mereka. Sungguh sebuah sikap yang menunjukkan kepahlawanan sejati,
Mungkin kita masih ingat dengan dengan kegigihan Setya Novanto dalam kasus megakorupsi E-KTP yang meninggalkan beragam cerita menggelikan terkait drama-drama yang beliau sutradarai. Mulai dari menghindari panggilan penyidik, pra pengadilan, jatuh sakit, menabrak tiang listrik hingga sel palsu di Lapas Sukamiskin.
3. Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya
Inilah istimewanya menjadi anggota DPR, tak mengenal batas waktu. Tidak seperti Presiden atau pemimpin daerah yang hanya dibatasi dua kali masa kepemimpinan. Kita bisa saja menjadi anggota DPR dari umur 20 tahun hingga ajal menjemput, asalkan memenangkan proses pemilu legislatif.
Maka jangan heran ketika mendengar nama Ceu Popong yang menjabat sebagai anggota parlemen dari tahun 1987 hingga 2019. Ada juga Tjahyo Kumolo, Setya Novanto, Yasonna Laoly dan Fahri Hamzah yang pernah menjabat sebagai anggota DPR selama 14 tahun lebih.
Terkait tugas, anggota DPR memang terkenal dengen multitalenta nya. Pada umumnya, terdapat 3 fungsi dan tugas DPR, yakni legislasi, anggaran dan pengawasan. Meski pada kenyataannya beberapa anggota DPR melakukan tugas melebihi tugas yang diembannya. Sebut saja seperti tugas korupsi, tugas bolos sidang dan tugas provokator publik.
4. Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional
Dari nama “Dewan Perwakilan Rakyat” saja kita sudah bisa menerka bahwa mereka punya pengaruh yang kuat terhadap kondisi nasional. Perjuangan yang mereka lakukan tidak hanya menyangkut persoalan rakyat saja, tapi juga menyangkut hutan, laut, sumber daya alam, dan hal-hal lain yang tidak semestinya manusia intervensi.
Kebijakan yang mereka lakukan bisa saja mengguncangkan seluruh negeri. Seperti yang baru-baru ini terjadi, yakni UU Omnibus Law yang mendapatkan penolakan di seluruh penjuru negeri hingga menyebabkan chaos di beberapa daerah.
Tidak hanya berbekal kebijakan saja, statement kontroversial yang keluar dari mulut anggota DPR juga bisa memicu kemarahan dimana-mana. Fahri Hamzah, Fadli Zon dan Ruhut Sitompul adalah beberapa nama yang kerap memunculkan kontroversi di masyarakat.
Discussion about this post