Menjadi mahasiswa yang “betah” menunda lulus bukan suatu hal yang memberatkan pikiran, sebenernya. Asal memang ada hal yang coba diwujudkan sebelum benar-benar meninggalkan status mahasiswa.
Waktu lima tahun di kampus, rasanya cukup untuk mengamati gelagat kawan-kawan aktivis kampus yang tak jarang bikin jengkel. Sorry, kalau saya tiba-tiba muntab gini.
Gimana enggak, para aktivis kampus ini belum-belum sudah menempatkan dirinya sebagai orang yang harus dihormati. Sikapnya tak jauh dari wakil-wakil rakyat yang ingin selalu dikagumi dan dijunjung tinggi oleh rakyatnya. Kalau bertemu aktivis nggaplek-i macam begini, mungkin langsung ditimpuk sandal aja.
Ciri-ciri mahluk hidup seperti ini sebenarnya nggak sulit kita temukan di kampus. Agar lebih mudah mengenalinya, berikut beberapa panduan untuk menemukannya:
Tampil Rapi Lengkap dengan Clutch Bag
Layaknya anggota DPR atau ajudan-ajudan, mereka ini biasanya tampil rapi necis dengan Clutch Bag biar kelihatan agak simpel. Isi Clutch Bag-nya bukan cek atau kartu kredit. Isinya biasanya cuman rokok, charger dan kartu debit. Kalaupun ada barang berharga, mungkin STNK dan SIM yang nembak.
Biar makin oke, biasanya juga tak lupa menggunakan sepatu pantofel hitam kinclong, agar wibawanya diatas rata-rata mahasiswa biasa. Selain itu juga ada yang berkopiah sebagai salah satu simbol kebesarannya.
Kalau nemu orang macam ini, coba perhatikan juga cara berjalannya. Biasanya kalau berjalan selalu penuh kehati-hatian. Menatap pelan-pelan ke kanan dan ke kiri, barangkali ada yang bisa disapa demi memperkuat karakter ramahnya.
Mayoritas spesies mahluk hidup seperti ini, tak jarang juga gemar sekali memotong pembicaraan orang. Seolah-olah spotlight harus selalu menuju ke dirinya.
Sering Kasih Janji-janji dan Sok Deket Banget sama Pemangku Kebijakan Universitas
Agar benar-benar terlihat bisa mengendalikan segala hal dengan sekali jentik, biasanya bumbu-bumbu janji jadi andalan.
“Nanti aku bantu ngomong ke Pak Dekan, tenang,”.
“Wah itu masalah gampang, bisa, bisa! Nanti coba aku lobi dengan Pak Ketua Senat Mahasiswa Universitas,”.
Setelah kasih janji seperti itu, biasanya nggak akan ada wujudnya. Namanya juga janji, ben ketok ae. Wkwk! Ini memang sangat menyebalkan, karena seringnya seolah-olah sangat dekat dan bisa mempengaruhi kebijakan dengan segala pesona yang dimiliki. Padahal, ya sekali lagi, ben ketok ae.
Mahluk-mahluk demikian ini biasanya tak lebih dari seseorang yang hanya mencari status sosial. Tanpa sadar, jabatan yang dipegang sebenarnya jabatan strategis yang bisa menolong banyak mahasiswa.
Dikit-dikit Foto
Coba deh sesekali simpan nomer WhatsApp atau follow IG aktivis kampus yang nggaplek-i. Stories-nya astaga! menjadikan Anda seperti Iron Man.
“Bersama Pak Presma, sukses terus!”.
“Belajar banyak dari Kanda super satu ini. Jaya terus Kanda,”.
“Nulis rutin,”.
Foto-foto dengan caption ini, bikin kesel aja. Apaan sih!
Sok-sokan Aktif Nulis di Media Massa, Tapi Bukan Karena Resah, Ben Ketok Intelek Ae
Banyak banget yang kayak gini! Sekarang, banyak media massa yang membuka kesempatan lebar pada semua pembaca untuk menulis di situsnya. Ada yang tetap memoderasi tulisan, ada pula yang melonggarkan sistem moderasi karena memang masih di tahap awal membuka program tersebut. Jadi butuh banyak konten. Segala tulisan dimuat.
Nah! Aktivis-aktivis kampus yang nggaplek-i ini juga sering memanfaatkan media yang memberi kesempatan upload tulisan secara mandiri. Sayangnya kesempatan dan kemudahan ini nggak berbanding lurus dengan semangat menulis aktivis tersebut.
Tulisan yang di-upload biasanya jauh dari kata layak untuk dibaca. Mulai dari judul, lead, isi dan penutup kadang nggak selesai atau nggak nyambung. Duh! Tapi ya gimana, namanya juga “pansos” sama nama besar medianya aja.
Hal yang diharapkan cuman, “Wah tulisannya dimuat di Iguana Terkini,” dari orang lain.
Elitis
Mentang-mentang terpilih jadi Presiden Mahasiswa, Sekretaris Umum Senat Mahasiswa Universitas atau Ketua Senat Mahasiswa Fakultas, ujug-ujug sikapnya jadi berubah. Tiba-tiba nggak bisa diajak ngobrol santai, semua-semua politis banget. Apa nggak capek?
Apalagi kalau tiba-tiba nggak mau nongkrong santai lagi bareng temen-temen lama. Seolah-oleh hidupnya rapaaaat teros.
Heloooo kalian pejabat mahasiswa di kampus! Bisa nggak biasa aja? Kalian ini dipilih untuk mewakili kita. Kepentingan kita, bukan kepentingan kalian sendiri. Biasa ajalah, wong kita juga biasa aja.
Kewibawaan itu kami yang tentukan, bukan kalian. Asal bener-bener kerja dan serius, kami dengan sendirinya mengangkat kalian sebagai “manusia setengah dewa”.
Tapi saya pribadi dan tentu kita tidak bisa men-generalisasi jika semua aktivis kampus punya sikap demikian. Masih banyak aktivis-aktivis yang mengabdikan dirinya untuk berproses menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitarnya.
Kesayanganmu, mahasiswa tuek.
Discussion about this post