Senin, Mei 29, 2023
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home Catatan Redaksi

Catatan Redaksi (2): Persma Kampus Putih Kemana?

Sssstttt!!! Gak usah merasa dihakimi begitu. Kalau dibandingkan dengan pers umum, sebenarnya Persma lebih memiliki kebebasan.

Redaksi by Redaksi
27/07/2020
in Catatan Redaksi
Dibaca Dalam: 4 menit
0 0
A A
0
persma

Visual Grafis: Kontributor Mirza Bareza

310
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Ada aktor kampus yang ditunggu-tunggu kiprahnya, tapi malu-malu. Eh, atau gak tahu mau ngapain? Mengambil peran apa? Kamu! Iya, Pers Mahasiswa (Persma) Kampus Putih Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Apa kabar? Kemana aja? Ngapain aja?

Di kala kampus negeri maupun swasta lain di Malang ambil peran menuntut hak pendidikan mahasiswa di tengah Covid-19, Persma Kampus Putih ambil peran apa? Ikut advokasi gak? Atau sibuk bimbingan PKM? Sibuk nugas? Sibuk buru-buru kepingin lulus?

Kita absen dulu, ya. Ada Persona di FPsi, Ada Dimek di FEB, ada Didaktik di FKIP, ada Volks Medico di FK. FISIP, HUKUM, FAI, FPP, FT, dan FIKES masih gak punya Persma, ya? Kalau Bestari? Mana Bestari? Eh, bukan Persma, ya? Ngapain dicari!? Hehehe. Peace 🙂

Eh, tapi Dimek keren, loh, sampai bikin ajakan diskusi tentang potongan uang kuliah selama pandemi. Tapi kok posternya udah gak ada, ya? Kabarnya ditunda, ya? Kok malah ikutan isu bagi-bagi kursi Warek, sih. Sampai bikin poster, “Telah Hilang Rektor UMM”. Hi hi.

Dimek kena semprot Mawa, ya? Dibisikin apa sama Mawa? “Nggak usah ikut-ikutan berisik! Kita sedang dalam masa krisis pandemi Covid-19. Terima saja. Untuk kebaikan bersama,” begitu, ya, kira-kira bisikannya? He he. Kesel, ya, bacanya? Selow, kakak!

Sebetulnya kami cuma kepingin nggugah Persma Kampus Putih biar nggak tidur terus kerjaannya. “Sembarangan! Jangan asal nuduh! Anda siapa berhak menghakimi kami gak ngapa-ngapain?” Mungkin begitu respon anggota Persma UMM membaca tulisan ini.

Baca juga:

Catatan Redaksi (1): Lama Tak Terdengar, Bukan?

Peningkatan Gairah Persma

Sssstttt!!! Gak usah merasa dihakimi begitu. Kalau dibandingkan dengan pers umum, sebenarnya Persma lebih memiliki kebebasan. Lihatlah, pers umum sekarang, atau bahkan sejak dulu, lebih berkaitan dengan sebuah lembaga sosial.

Sebuah lembaga sosial itu mencakup modal, perangkat produksi, perusahaan, periklanan, SIUPP, dan sebagainya. Pers tidak lagi menjadi lembaga sosial semata. Ia telah menjadi lembaga ekonomi, bahkan unit produksi. Sampai sini paham, teman-teman?

Oleh karenanya, hal yang menentukan dalam pers umum tidak semata-mata berasal dari kegiatan jurnalistiknya, tetapi juga pemilik modal. Sedangkan pada Persma, mereka memiliki keterlibatan langsung dengan peristiwa yang terjadi secara emosional.

Akibatnya, Persma bisa lebih bebas merefleksikan realitas sosial yang benar. Mereka tidak perlu takut bangkrut karena harus menyuarakan segala kepentingan yang lahir dari sistem sosial di lingkungan mahasiswa. Berbeda dengan pers umum.

Mungkin sebagian dari Persma hari ini di Kampus Putih, telah atau sedang dibayang-bayangi ‘tawaran damai’ atau ancaman. Mulai dari nilai akademik yang bisa dipoles hingga mungkin ditakut-takuti dengan kata ‘demi nama baik kampus’. Persma tidak perlu khawatir akan dipecat jadi mahasiswa karena menerbitkan produk jurnalistiknya.

Yang diperlukan oleh kita penggerak Persma adalah peningkatan keterampilan jurnalistik. Kita keluarga besar Persma Kampus Putih, jadi ayo bersatu!

ADVERTISEMENT

Hal ini bisa menjadi dorongan bagi kita, Persma, untuk tetap menerbitkan media mahasiswa. Belum lagi kalau dikaitkan dengan eksistensi dan kekritisan mahasiswa. Lewat Persma, kita bisa menyempurnakan keduanya dalam kehidupan kemahasiswaan.

Peningkatan Kepedulian Persma

Kita akui bahwa kapling politik praktis mahasiswa telah diciutkan dengan segala cara dan prosesnya. Partisipasi politik praktis mahasiswa sejak lama hingga sekarang turun dalam kualitas dan kuantitasnya. Miris memang, tapi begitu kenyataan sekarang.

Kenyataan ini menyebabkan Persma tidak punya kesempatan mengangkat persoalan-persoalan politik praktis. Mau tak mau media mahasiswa terbit tanpa memuat persoalan-persoalan tersebut. Bisa saja hal ini mengecilkan hati Persma. Betul begitu?

Tetapi persoalan yang dihadapi mahasiswa bukan hanya persoalan politik praktis. Masih banyak masalah lain yang dihadapi mahasiswa, seperti: masalah lingkungan hidup, masalah komersialisasi pendidikan, masalah menurunnya mutu lulusan hingga masalah tindakan pelecehan seksual.

Lalu, apa sebenarnya pegangan Persma dalam meningkatkan kepeduliannya? Ada, yaitu ambisi. Jelas, dalam diri Persma sudah ada ambisi menerbitkan media mahasiswa. Ambisi itu diikuti dengan komitmen untuk menjaga kesinambungan kehidupan Persma.

Peningkatan Ambisi Persma

Tak pelak lagi, peningkatan kepedulian Persma terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan mahasiswa akan terjamin bila Persma meningkatkan ambisinya dalam menerbitkan media mahasiswa. Ingat, harus sinambung!

Karena itu, ia menjadi perlu dan bermanfaat. Salah satu ambisi yang ideal misalnya adalah menerbitkan media mahasiswa yang kuat, tangguh dan dicintai mahasiswa. Persma tidak perlu menganggap bahwa ambisi yang kuat sebagai hal jelek dan harus disingkirkan.

Tidak jarang karena perundingan yang kuatlah Persma dapat bertahan hidup karena dana yang tersedia tidak cukup. Seringkali karena perundingan, Persma memiliki nilai tambah dibandingkan dengan masyarakat umum dan harus tetap mendapat persetujuan medianya.

Selain itu, Persma juga membuat kami lebih kuat dan betah menerbitkan media mahasiswa. Bisa jadi Persma juga harus bekerja keras. Namun kita akan malu jika tidak berhasil menerbitkan media.

Dengan peningkatan ambisi Persma, kita tidak mengangankan agar Persma hanyut dalam mimpi-mimpi. Sungguh, harapan itu memberi napas baru harapan baru. Dan dengan harapan baru, dapat ditemukan kembali hidup berhasil buat pelajar.

Semangat Persma Kampus Putih!

 

Dari kami, kesayanganmu ~ Redaksi Lintas Batas

Tags: Kampus PutihMahasiswapers kampusUMM
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

Catatan Redaksi (1): Lama Tak Terdengar, Bukan?
Catatan Redaksi

Catatan Redaksi (1): Lama Tak Terdengar, Bukan?

by Redaksi
02/04/2020

Discussion about this post

Di Balik Alasan FIFA Membatalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

07/04/2023
Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

31/03/2023
Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

30/03/2023
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist