Subscribe
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
    pendidikan muhammadiyah

    Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

    Narkoba

    Narkoba dan Sisi Lain Kehidupan

    pemekaran

    Untung Rugi Pemekaran Daerah di Saat Pandemi

    Bencana Alam

    Bencana Alam: Antara Ulah Manusia atau Takdir Tuhan

    sister city

    Program Sister City dan Dampaknya di Indonesia

    akuntan

    Di Tengah Covid 19 Akuntan Publik Dituntut Untuk Tetap Menjaga Kualitas dan Ketepatan Opini

    youtube

    YouTube Jadi Solusi Efektif Raih Kesuksesan Kala Pandemi

    gisel gender

    19 Detik dan Efek Domino Kekerasan Gender Berbasis Online

    Stay at Home

    2020 Adalah Tahunnya Introvert

  • MILD
    mahasiswa ulang tahun

    Stop Meminta Traktiran Pada Mahasiswa yang Ulang Tahun

    mahasiswa umm minimalis

    Kiat Hidup Minimalis ala Mahasiswa UMM

    vaksin tsunade

    Kami Lebih Butuh Tsunade Daripada Vaksin

    kesos

    Stereotip Sesat Tentang Mahasiswa Kesejahteraan Sosial

    outdoor

    Tipe-Tipe Manusia Yang Siap Melengkapi Kegiatan Outdoor Mu

    Meganthropus Bahagia

    Aku Adalah Meganthropus dan Aku Bahagia

    kopi jin ifrit

    Warung Kopi, Jin Ifrit dan Keluh Kesah Batman

    mahasiswa indie

    Mahasiswa Indie Menggugat: Folk Senja Tai Kucing

    lagu lagu Malang

    Beberapa Lagu Yang Membuatmu Tidak Bisa Melupakan Malang

  • GKB
    gaga wisuda

    Perasaan Gundah Gulana Dibalik Penundaan Wisuda UMM

    Biaya Kuliah dan Hotspot

    Biaya Kuliah dan Hotspot

  • Lipsus
    pesmaba

    Kebijakan “Paling Berani” Bernama Pesmaba UMM Luring 2020

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

  • Resensi
    perusahaan samjin company

    Kebenaran Suatu Perusahaan

    perjalanan keluarga korea di amerika

    Perjalanan Keluarga Korea di Amerika

    misteri kematian seorang novelis

    Misteri Kematian Seorang Novelis

    bertukarnya jiwa

    Makna Kehidupan Dibalik Momen Bertukarnya Jiwa

    pesawat

    Kejadian Tak Terduga Didalam Pesawat

    fragmanted

    Pom Bensin dan Teka-Teki Besar Dibaliknya

    resensi the call

    Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

    perguruan ringgi

    Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

    Little Forest

    Little Forest, Bersua Kembali Menuju Kampung Halaman

  • Resah
    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

  • Silam
    ham

    Keadilan HAM di Papua: Antara Impian dan Kenyataan

    nasib sendiri

    Papua dan Keadilan: Mengapa Ada Keinginan Menentukan Nasib Sendiri?

    Nagorno-Karabakh

    Perang Kepentingan di Nagorno-Karabakh

    suara muhammadiyah

    Suara Muhammadiyah: Seabad Lebih Menyinari Literasi Negeri

    mesin cetak

    Revolusi Mesin Cetak, Beri Akses Pengetahuan dan Ilmu Pada Semua Orang

    indonesia raya

    Indonesia Raya, Lisensi Hak Ciptanya Dicuri Pemerintah

  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
    pendidikan muhammadiyah

    Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

    Narkoba

    Narkoba dan Sisi Lain Kehidupan

    pemekaran

    Untung Rugi Pemekaran Daerah di Saat Pandemi

    Bencana Alam

    Bencana Alam: Antara Ulah Manusia atau Takdir Tuhan

    sister city

    Program Sister City dan Dampaknya di Indonesia

    akuntan

    Di Tengah Covid 19 Akuntan Publik Dituntut Untuk Tetap Menjaga Kualitas dan Ketepatan Opini

    youtube

    YouTube Jadi Solusi Efektif Raih Kesuksesan Kala Pandemi

    gisel gender

    19 Detik dan Efek Domino Kekerasan Gender Berbasis Online

    Stay at Home

    2020 Adalah Tahunnya Introvert

  • MILD
    mahasiswa ulang tahun

    Stop Meminta Traktiran Pada Mahasiswa yang Ulang Tahun

    mahasiswa umm minimalis

    Kiat Hidup Minimalis ala Mahasiswa UMM

    vaksin tsunade

    Kami Lebih Butuh Tsunade Daripada Vaksin

    kesos

    Stereotip Sesat Tentang Mahasiswa Kesejahteraan Sosial

    outdoor

    Tipe-Tipe Manusia Yang Siap Melengkapi Kegiatan Outdoor Mu

    Meganthropus Bahagia

    Aku Adalah Meganthropus dan Aku Bahagia

    kopi jin ifrit

    Warung Kopi, Jin Ifrit dan Keluh Kesah Batman

    mahasiswa indie

    Mahasiswa Indie Menggugat: Folk Senja Tai Kucing

    lagu lagu Malang

    Beberapa Lagu Yang Membuatmu Tidak Bisa Melupakan Malang

  • GKB
    gaga wisuda

    Perasaan Gundah Gulana Dibalik Penundaan Wisuda UMM

    Biaya Kuliah dan Hotspot

    Biaya Kuliah dan Hotspot

  • Lipsus
    pesmaba

    Kebijakan “Paling Berani” Bernama Pesmaba UMM Luring 2020

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

  • Resensi
    perusahaan samjin company

    Kebenaran Suatu Perusahaan

    perjalanan keluarga korea di amerika

    Perjalanan Keluarga Korea di Amerika

    misteri kematian seorang novelis

    Misteri Kematian Seorang Novelis

    bertukarnya jiwa

    Makna Kehidupan Dibalik Momen Bertukarnya Jiwa

    pesawat

    Kejadian Tak Terduga Didalam Pesawat

    fragmanted

    Pom Bensin dan Teka-Teki Besar Dibaliknya

    resensi the call

    Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

    perguruan ringgi

    Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

    Little Forest

    Little Forest, Bersua Kembali Menuju Kampung Halaman

  • Resah
    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

  • Silam
    ham

    Keadilan HAM di Papua: Antara Impian dan Kenyataan

    nasib sendiri

    Papua dan Keadilan: Mengapa Ada Keinginan Menentukan Nasib Sendiri?

    Nagorno-Karabakh

    Perang Kepentingan di Nagorno-Karabakh

    suara muhammadiyah

    Suara Muhammadiyah: Seabad Lebih Menyinari Literasi Negeri

    mesin cetak

    Revolusi Mesin Cetak, Beri Akses Pengetahuan dan Ilmu Pada Semua Orang

    indonesia raya

    Indonesia Raya, Lisensi Hak Ciptanya Dicuri Pemerintah

  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result

Cuti

Nurudin by Nurudin
14/07/2020
in Opini
0 0
0
Cuti
45
SHARES
29
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Oleh: Nurudin*

Pada suatu malam, Khalifah Umar bin Abdul Aziz kedatangan tamu. Waktu itu, dia sedang bekerja di ruangannya. Khalifah mendengar pintu ruangannya diketuk.

“Siapa,” tanya Khalifah dari dalam.

“Saya, putramu,” jawab seseorang di luar ruang.

“Silakan masuk”.

Kemudian seseorang masuk menemui Khalifah.

“Kamu datang ini berkaitan dengan masalah negara atau pribadi?” tanya Khalifah.

“Pribadi,” jawab anaknya.

Tiba-tiba Khalifah memadamkan lampu. Ruangan menjadi gelap gulita.

“Kenapa lampu dimatikan?” tanya sang anak.

“Jika engkau membicarakan urusanmu denganku bukan soal negara, maka lampu ini saya matikan. Karena ini urusan pribadi. Sedang lampu ini dibeli dari kas negara.”

Dalam cerita lain disebutkan bahwa yang masuk itu pembantu khalifah. Tentu saja, pembantu itu tidak berani menanyakan pada khalifah mengapa lampunya dimatikan. Baru saat istrinya bertanya mengapa lampu dimatikan, jawabannya sama dengan sebagaimana cerita di atas.

Related articles

Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

Narkoba dan Sisi Lain Kehidupan

Khalifah Umar bin Abdul Aziz terkenal karena memerintah dengan bijaksana. Meskipun ia hanya memerintah hanya dua setengah tahun (717-720 M) ia dikenal sebagai khalifah yang baik. Bahkan ada yang menyebut ia khalifah kelima, seandainya tidak secara resmi diakui hanya empat (Abubakar, Umar, Usman, Ali).

Khalifah Umar itu memang hidup pada zaman dahulu. Tentu konteks zaman, kondisi dan tuntutannya sangat berbeda dengan sekarang. Khalifah meskipun punya otoritas tinggi tetap menjalankan kebijakannya berdasar aturan negara. Yakni tidak boleh mencampuradukkan antara persoalan pribadi dan negara. Jauh sebelum ada hukum positif seperti sekarang ini.

Debat Cuti

Beberapa waktu lalu, di jagad media kita ramai dibicarakan apakah seorang presiden yang akan menjadi Calon Presiden (Capres) perlu cuti saat melakukan kampanye Pilpres 2019? Jawabannya tentu beragam. Tetapi, muaranya ada pada kepentingan masing-masing. Tergantung dia mendukung siapa.

Bagi yang mendukung bahwa presiden tak perlu cuti berasal dari kelompok pendukung Petahana. Mereka berargumentasi bahwa tentu akan sangat susah jika pekerjaan presiden yang kompleks itu harus ditinggal untuk cuti. Maka, presiden tidak perlu cuti karena, akan mampu untuk tak mencampuradukkan antara kepentingan dirinya sebagai calon dan kedudukannya sebagai presiden. Pendukung kelompok ini tentu jelas, bahwa Petahana diharapkan bisa menang. Dan mereka ini termasuk yang berkepentingan untuk itu.

Sementara itu, kelompok yang mengharapkan presiden harus cuti saat kampanye umumnya kelompok penentang. Bahwa, cuti penting karena presiden tidak boleh mencampuradukkan kepentingan pribadi dan negara. Beberapa presiden sebelumnya (Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono) sampai Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah cuti untuk ikut kompetisi pemilihan presiden saat mereka menjabat.

Kelompok yang mewajibkan presiden perlu cuti saat kampanye mendasarkan diri pada Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu. Dalam pasal 281 disebutkan bahwa presiden yang kembali mencalonkan diri dalam Pilpres wajib mengajukan cuti di luar tanggungan negara. Tentu ini berlaku saat diberlakukan masa kampanye sebagaimana ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (PKU). Sementara itu, masa kampanye ditetapkan 23 September 2018-13 April 2019.  Jika tidak cuti ada kecenderungan besar presiden telah melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

Dari aturan ini, pihak yang setuju bahwa presiden tak perlu cuti menekankan bahwa aturan itu hanya untuk Pemilhan Kepala daerah (Pilkada). Sementara dalam pasal 281/2017 tentang Pamilu jelas mengatur juga kampanye presiden.  Sementara itu, presiden ataupun pejabat di tingkat eksekutif dibawahnya (menteri, gubernur, bupati) adalah pejabat publik.

Masalah menjadi rumit saat KPU menetapkan masa kampanye sangat lama. Sementara itu, masalah tambah ruwet ketika Petahana enggan melakukan cuti. Jadi, kritikan untuk cuti tinggal kritikan, kampanye jalan terus.

Soal Kepantasan

Katakanlah, kita lepaskan urusan aturan hukum. Katakanlah lagi, cuti atau tidak cuti tidak diatur dalam Undang-undang. Maka, Petahana tidak cuti pun tak akan melanggar aturan. Bahwa ia juga tidak bisa dihukum karena memang tidak terbukti melanggar.  Ini hanya misalnya saja.

Namun demikian, pejabat publik itu selalu diatur dan dilingkupi oleh kepantasan. Siapa yang menilai pantas dan tidak pantas? Tentu masyarakat umum, bukan pendukung kandidat apalagi tim pemenangannya. Kalau sudah urusannya tim kampanye biasanya berurusan yang penting menang (kadang dengan berbagai cara). Toh, Petahana tidak akan mudah dijatuhi hukuman karena penegak dan hukum sangat melekat dalam lingkar kekuasaan.

Ini bukan soal bercerita tentang peseteruan antara Jokowi dan Prabowo. Ini tentu menyangkut kepantasan yang selama ini sudah dikenal baik dalam politik di Indonesia. Ini juga soal bagaimana menegakkan semua aturan dan norma lain dalam bernegara di masa datang. Sekali lagi, bukan soal Jokowi atau Prabowo.

Tentu kriteria kepantasan ini akan ditolak kepantasan ini bagi tim kampanye yang merasa dirugikan. Tim kampanye memang lebih banyak berususan dengan kemenangan. Soal pantas dan tidak kadang tak dijadikan dasar acuan.

Contoh sederhananya begini. Jika Anda bertamu, kemudian Anda diberikan jatah makan. Lalu Anda makan dengan lahap. Tetapi kok masih lapar? Sementara itu, di meja masih ada satu bungkus nasi. Lalu Anda makan. Apakah itu pantas? Bisa jadi analogi ini akan ditolak, “Masak soal cuti presiden dianalogikan dengan makanan?” Serba susah memang. Tapi ini soal pantas dan tidak pantas. Kalau harus dikaitkan dengan etika dan moral nanti malah terlalu njlimet.

Mengapa kepantasan itu penting? Saya jadi ingat pendapat Lord Acton, “Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely. Great men are almost always bad men, even when they exercise influence and non authority”.

Sejak masa reformasi, kita disibukkan bagaimana caranya memberantas korupsi. Menegakkan aturan, termasuk soal kepantasan karena sangat mungkin muncul penyalahgunaan kekuasaan.

Kita memang akan susah meneladani Umar bin Abdul Aziz. Tapi semangat untuk tak mencampuradukkan kepentingan pribadi dengan dengan negara, sekecil apapun dan sesederhana apapun, semampu bagaiman pun tentu bisa dijadikan teladan baik.

*Penulis adalah dosen Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Twitter/IG: nurudinwriter

Tags: kpupemilupilprespresiden
Nurudin

Nurudin

Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Related Posts

pendidikan muhammadiyah
Opini

Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

by Redaksi
20/02/2021
0

Oleh: Muhammad Irfan Hakim* Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, atau bahkan di dunia. Berdiri sejak tanggal...

Read more
Narkoba

Narkoba dan Sisi Lain Kehidupan

30/01/2021
pemekaran

Untung Rugi Pemekaran Daerah di Saat Pandemi

26/01/2021
Bencana Alam

Bencana Alam: Antara Ulah Manusia atau Takdir Tuhan

26/01/2021
sister city

Program Sister City dan Dampaknya di Indonesia

22/01/2021

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Lintas Batas, Dari Sudut Pandang Realitas

© 2018-2020 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2020 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist