Saat sedang di luar rumah dan tiba waktunya sholat, sering kita jumpai di musala kantor, terminal, mall, ataupun bioskop beberapa orang menuju musala untuk menunaikan sholat. Tapi sholat gak akan dimulai-mulai meskipun sudah banyak yang datang dan cukup untuk segera menunaikan sholat berjamaah.
Kenapa coba? Nyatanya, sangat jarang ada yang langsung mau jadi imam sholat. Setiap orang saling lempar sambil bilang, “Monggo, Pak”. Sembari pula menyimpan kelingking hingga telunjuk lalu menyisakan jempol sebagai isyarat keikhlasan mempersilahkan. Nyatanya lagi, gak hanya berburu hilal menjelang Idul Fitri yang sulit, mencari imam saat-saat demikian pun sangat sulit.
Kalau ada yang punya perawakan sedikit lebih tua, maka dialah yang akan di-monggo-kan untuk menjadi imam. Eh, ternyata yang dianggap tua ini malah menyuruh yang muda. “Saatnya yang muda yang memimpin,” katanya. Tapi tetap saja, yang muda kekeh tidak mau. Akhirnya yang terjadi, setiap orang sholat sendiri-sendiri dan gak jadi berjamaah. Yaelah Pak~
Sebenarnya menjadi seorang imam sholat bagi seorang muslim (bukan muslimah, lo ya) merupakan hal yang biasa. Tapi, di Indonesia jadi imam sholat menjadi hal yang ditakuti. Banyak alasannya. Bahkan sholat berjamaah gak dimulai-mulai hanya untuk menentukan siapa yang akan jadi imam sholat.
Apalagi untuk waktu-waktu sholat yang bacaannya jahr (dibaca dengan suara keras) seperti Maghrib, Isya, dan Subuh, suasana penentuannya itu kayak dipersilahkan ibu temenmu makan tapi nggah nggeh nggah nggeh dan senggol-senggolan. Yo rame ae sungkan-sungkanan gak mulai-mulai~
Kenapa jamaah laki-laki selalu diributkan dengan urusan mendahulukan orang lain untuk jadi imam sholat? Jangankan sholat yang bacaannya jahr, waktu sholat zuhur dan asar yang bacaannya sirr (dibaca dengan suara pelan) misalnya, dan imam hanya bersuara “Allahuakbar” saja, sama aja! Para pejantan ini tetap saja saling mempersilahkan jadi imam. Lagi-lagi gak hanya berburu hilal menjelang Idul Fitri yang sulit, mencari imam saat-saat demikian pun sangat sulit.
Mungkin, sepertinya banyak umat muslim laki-laki yang belum bisa membaca Al-Quran dengan lancar. Belum banyak hafal surat-surat pendek. Mentok-mentok Tri-Qul yaitu An-Nas, Al-Ikhlas dan Al-Falaq. Ada juga yang alasannya, sungkan ples gak enak kalau surat yang dibaca hanya surat andalannya hanya itu.
Juga sangat tidak menutup kemungkinan para pejantan ini tidak mau didengar suaranya yang kurang merdu layaknya Ustadz Hanan Attaqi, sang pendakwah yang bersuara emas. Ketidakmerduan suara itu menjadi salah satu dari berbagai banyak sebab para lelaki gak mau jadi imam sholat. Sayang banget, katanya pahala jadi imam gede banget hehehe.
Tapi memang sih, tanggung jawab menjadi seorang imam besar. Dalam waktu sholat yang rata-rata mungkin menghabiskan 3-5 menit itu, imam akan memimpin jalannya sholat yang baik, nyaman, aman, tentram, dan pastinya cepat!
Sebenarnya sih jadi imam sholat merupakan bagian dari kita untuk dilatih menjadi pemimpin. Kalau dilihat-lihat, jadi imam sholat gak berat-berat amat. Dari takbir pertama sampe terakhir salam juga biasa aja. Gak berat. Cuma kalau salah itu yang malunya berat hahahaha~
Misal, waktunya duduk tahiyat awal, eh Si Imam malah berdiri lagi atau kelebihan rakaat, maka spontan (uhuy) para jamaah mengatakan “subhanallah”. Tentu, seseorang yang jadi imam ada di posisi grogi.
Belum lagi kalau lupa atau muter-muter dalam membaca surat pendek, padahal yang dibaca udah pendek banget. Kayak surat Al-Kafirun yang seringkali dihindari karena sering menjebak. Sudah sampai wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud yang kedua, balik lagi ke wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum, akhirnya nggak selesai-selesai dan milih baca surat yang baru. Udah surat pendek banget, salah lagi bacanya. Malunya itu yang Masyaallah. Belum lagi kalau ada jamaah putrinya. Malunya hamba~
Menjadi imam sholat melatih diri kita menjadi pemimpin, mungkin ada benarnya. Soalnya nih, setiap laki-laki kemudian harus hafal surat pendek. Yaa paling gak surat pendek yang 3 atau 4 ayat dalam 30 Juz Juz 30. Apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadan, kesempatan emas untuk belajar sembari Work From Home (WFH) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pelajaran yang bisa pentingnya mungkin, laki-laki kalau sudah mendekati waktu sholat kudu siap-siap. Cek sana cek sini. Cek dulu mesen Go Food atau Grab Food gak, supaya enggak kepikiran pas sholat. Cek juga kunci motor, kunci rumah pastikan udah disimpan di tempat yang aman. Kalau perlu bikin check list persiapan shalat~
Eh jangan jangan dari tulisan ini, akan ada Apps Developer yang akan buat aplikasi persiapan jadi imam. Hehehe. Lumayan amal jariyah~
———————-
Kontributor: Abdul Jalil Mursyid, Founder Lapak Baca BukaBuku
Instagram: @Jhalil_Delahoya
Discussion about this post