Ironi Antara Kehebatan dan Kenangan Berharga Sosok Wonder Woman

Judul : Wonder Woman 1984
Sutradara : Patty Jenkins
Penulis Naskah : Patty Jenkins, Geoff John, David Callaham
Produser : Charles Roven, Deborah Snyder, Zack Snyder, Patty Jenkins, Stephen Jones, Gal Gadot
Pemain : Gal Gadot, Chris Pine, Kristen Wiig, Pedro Pascal, Connie Nielsen, Robin Wright
Durasi : 141 menit
Genre : Aksi, Petualangan, Drama, Fantasi
Distributor : Warner Bros. Pictures
Resentators : Vonny Margaretha*

Cerita berlatar pada tahun 1984, Diana Prince yang diperangkan oleh Gal Gadot memulai awal baru kehidupan sebagai arkeolog di Washington D.C. Meski begitu, Diana berteman dan berhubungan baik dengan rekan kerjanya di Museum Smithsonian, Barbara Ann Minerva.

Barbara merupakan arkeolog yang terobsesi dengan legenda sebuah suku di Afrika, yang memiliki kekuatan seperti seekor Cheetah. Obsesi gila sang doktor mengarah pada ritual pemanggilan dewa Urzkartaga dan keduanya pun membuat perjanjian. Lalu, Barbara memperoleh kekuatan super seperti keabadian dan kekuatan fisik serupa dengan Cheetah.

Seiring dengan dampak perubahan yang terjadi pada dirinya, Barbara juga mulai memperlihatkan kebencian pada sosok Diana atau Wonder Woman. Maxwell Lord (Pedro Pascal) juga muncul sebagai ancaman baru yang harus dihadapi Wonder Woman.

Alur cerita berjalan dengan cukup lambat karena diselingi dengan kemunculan Steve sebagai sosok yang dicintai oleh Diana berkat efek dari batu ajaib yang menjadi kunci sekaligus unsur penting di dalam keseluruhan film ini,

Petualangan dan aksi Diana yang ditampilkan begitu memukau serta memberikan kesan wanita tangguh dalam melawan kejahatan dan memperjuangkan kebenaran.

Setiap pemain yang terlibat juga menunjukkan karakter berbeda yang menarik dan mewarnai setiap adegan dengan pengaturan porsi yang sesuai saat memainkan bagian mereka untuk membangkitkan suasana film tersebut sehingga semakin hidup dan terdapat sebuah pesan moral yang tersirat untuk penonton dari Diana sendiri maupun dari tokoh lain di film itu.

Konflik yang terdapat dari film termasuk cukup rumit karena pada awal film terasa kurang dijelaskan dengan detail maka membuat penonton juga seperti diajak untuk mengira-ngira akan hasil dari sesuatu dan kejadian yang tidak biasa dikarenakan oleh batu ajaib tersebut.

Walaupun begitu, masalah yang bermula hanya dalam skala sedang tersebut berhasil berkembang menjadi berskala besar di film tersebut selain itu perkembangan masalah yang memberikan domino effect yang terjadi itu secara bertahap dan secara natural memberikan kekacauan yang cukup fenomenal.

Walaupun begitu dibalik klimaks yang muncul dari cerita film tersebut tersimpan beberapa makna penting dan pesan moral yang menyadarkan kita tentang aspek kehidupan yang mungkin selama ini terlupakan tetapi cerita film wonder woman 1984 memang benar-benar menyentuh emosi penonton terutama pada saat bagian akhir film.

Sinematografi yang menampilkan suasana retro juga mendukung adegan demi adegan yang ditayangkan sehingga latar waktu dan latar tempat dari cerita film tersebut sudah maksimal dalam menciptakan keadaan tahun 90an.

Banyak detail detail dari tempat, barang-barang, dan orang-orang yang terlibat seakan dipersiapkan dengan sangat baik dan rapi.

Wonder Woman 1984 layak ditonton sebagai hiburan yang berisi penggabungan aksi petualangan ditambah dengan bumbu-bumbu nilai kehidupan atau kemanusiaan yang memberikan sebuah pesan untuk mencintai diri sendiri, menerima kenyataan hidup walaupun terasa sulit dan tidak sesuai dengan ekspektasi kita.

Dan yang terpenting adalah dengan mendapatkan semua yang kita harapkan tidak bisa memberikan sebuah kebahagiaan seutuhnya bahkan sebaliknya kita dihadapkan dengan harga atau pengorbanan yang harus dibayarkan sebagai ganti kebebasan atau dari sesuatu yang diterima sesuai yang kita harapkan.