Monday, June 27, 2022
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home MILD

Istilah-Istilah yang Harus Kamu Tahu Sebelum Merantau ke Malang

Bagi orang perantauan, terutama yang berasal dari luar Jawa Timur, mungkin akan terdengar aneh ketika mendengarnya

Ahmad Ashim Muttaqin by Ahmad Ashim Muttaqin
09/09/2020
in MILD
Dibaca Dalam: 4 menit
1 0
A A
0
Istilah Khas Malang

Photo by Rewardy Fahmi on Unsplash

1.7k
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Sebagai bangsa yang besar dan majemuk, Indonesia tentu memiliki keanekaragaman budaya yang khas di setiap daerahnya. Tak terkecuali di Malang. Sebagai salah satu daerah yang cukup diperhitungkan di Jawa Timur, Malang memiliki berbagai istilah-istilah unik yang menjadi kekayaan kosakata daerah.

Istilah-istilah tersebut menjadi identitas daerah Malang berkat penggunaannya yang masif serta pengucapannya yang berbeda dengan kosakata bahasa Indonesia pada umumnya. Bagi orang perantauan, terutama yang berasal dari luar Jawa Timur, mungkin akan merasa aneh ketika mendengarnya.

Ibarat pepatah yang mengatakan di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung, maka tak ada salahnya bagi orang-orang perantauan untuk mengetahui istilah-istilah yang sering digunakan oleh penduduk asli Malang. Berikut istilah-istilah yang harus kamu ketahui sebelum merantau ke Malang:

1. Jancok

Jancok, atau Jancuk, atau Dancok, adalah kosakata yang sangat melekat di daerah Jawa Timur. Kosakata ini tidak hanya ada di Malang saja, tapi sudah menjadi kosakata nasional yang berkonotasi negatif. Banyak versi yang menjelaskan mengenai asal-usul kata Jancok ini.

Ada yang mengatakan bahwa Jancok berasal dari nama tank Belanda, Jan Cox, yang kemudian diplesetkan menjadi Jancok. Ada pula yang menyebutkan kata ini berasal dari bahasa Arab, Da’suk yang artinya “meninggallah kamu!”. Versi lain mengatakan bahwa Dancok berasal dari bahasa Romusha ketika zaman pendudukan Jepang.

Terlepas dari berbagai versi sejarah tersebut, sebenarnya kata Jancok tidak selalu dikonotasikan negatif. Bisa juga bermakna simbol identitas yang menunjukkan sebuah kebersamaan dan kekeluargaan. Tentu saja jika digunakan pada tempat dan orang yang tepat.

Baca juga:

Laki-Laki Diuntungkan Budaya Patriarki, Ngapain Repot Memperjuangkan Kesetaraan Gender?

Kartini dan Pertanyaan Kapan Nikah

2. Walikan

Walikan merupakan salah satu metode penggunaan bahasa yang cukup membingungkan bagi banyak orang perantauan. Bahasa Walikan tidak terikat oleh tata bahasa yang umum dan baku, ia hanya mengenal satu cara, baik dalam pengucapan ataupun penulisan, yakni dengan cara dibalik dari belakang dan dibaca kedepan.

Menurut sejarahnya, bahasa Walikan ini diusulkan oleh Ebes Suyudi Raharno, yang merupakan pejuang Gerilya Rakyat Kota (GRK) sebagai bahasa komunikasi antar pejuang. Tujuannya sebagai bahasa sandi untuk membedakan mana pejuang dan mana musuh.

Contoh sederhananya adalah Kera Ngalam yang artinya Arek Malang. Ada juga contoh lain seperti, ayas, kunam, umak, apais, nakam, oskab dan masih banyak yang lainnya.

3. Ta

“Ta”, “a” atau “tala”, merupakan kata imbuhan yang bermakna pertanyaan, atau bisa juga bermakna ajakan. Imbuhan ini merupakan dialek khas Malang yang jika digunakan di daerah lain, mungkin akan menjadi bahan tertawaan. Kata ini diletakkan di akhir kalimat sehingga mempertegas maksud dari pertanyaan tersebut.

“Jadi ke Paralayang a?”

“Enggak mandi ta?

4. Sasaji

Sasaji adalah akronim dari “Salam Satu Jiwa”, salam yang biasa digunakan oleh arek-arek Malang, terutama Aremania. Ketika salam ini dipekikkan, maka seketika jiwa mereka menjadi satu. Semuanya dilakukan untuk mendukung tim kebanggan warga Malang, yakni Arema.

5. Mbois

Mbois merupakan istilah pujian dan sindiran yang banyak diucapkan warga Malang. Mbois sendiri berasal dari ‘boyish’ yang artinya kelelakian atau pria sejati. Meskipun terkesan maskulin, penggunaan kata mbois tak terbatas kepada pria saja, namun juga kepada wanita.

ADVERTISEMENT

Istilah ini sering digunakan ketika memuji penampilan seseorang, baik penampilan rapi dan keren maupun penampilan urakan. Tergantung penempatan kalimatnya bagaimana.

6. Malang Coret

Malang Coret merupakan istilah yang merujuk kepada daerah-daerah di luar kota Malang, atau daerah-daerah pinggiran yang jauh dari pusat kota. Bahasa slang ini sebenarnya bahasa diskriminatif antar daerah, seolah-seolah daerah yang termasuk Malang Coret merupakan daerah yang tertinggal dan ‘nggak mbois blas’.

Tapi kenyataannya daerah-daerah pinggiran tersebut menjadi salah satu faktor penyeimbang dan sumber pemasukan bagi pemerintahan daerah Malang. Karena mayoritas wisata-wisata alam yang terkenal masuk dalam area Malang Coret.

7. Montor

Pada umumnya istilah montor berartikan kendaraan yang bermesin. Namun untuk penggunaan di daerah Surabaya, Malang dan sekitarnya, istilah montor bermakna kendaraan beroda 4 alias mobil. Imbuhan “N” ditengah menjadi pembeda antara mobil dan sepeda motor. Jika montor berarti mobil, maka motor berarti sepeda.

8. Purel

Purel merupakan akronim dari public relation, yang kemudian dalam penggunaan sehari-hari oleh warga Malang, Surabaya dan sekitarnya bermakna pemandu karaoke, pelayan pijat plus-plus, pekerja seks komersial dan berbagai pekerjaan dunia malam lainnya.

Intinya, kata purel berkonotasi terhadap pekerja-pekerja pemuas hasrat manusia dan hanya ditujukan kepada kaum hawa. Jadi buat para perantau, jangan sampai anda menjadi terlena jika disebut kawan anda purel, karena bisa saja itu adalah bentuk bercandaan yang kelewat batas.

Sebenarnya masih banyak lagi istilah-istilah khas Malang yang familiar, hanya saja tidak cukup jika dijelaskan satu persatu disini. Mungkin dari pembaca budiman ada yang ingin menambahkan, silahkan tulis saja di kolom komentar.

________________________

Kontributor adalah Ketua Tim Riset LintasBatas.co
Instagram: masaqin_
Tags: istilahkhasMalang
ADVERTISEMENT
Ahmad Ashim Muttaqin

Ahmad Ashim Muttaqin

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018

Artikel Lainnya

budaya patriarki
MILD

Laki-Laki Diuntungkan Budaya Patriarki, Ngapain Repot Memperjuangkan Kesetaraan Gender?

by Redaksi
20/05/2021
Kartini Nikah
MILD

Kartini dan Pertanyaan Kapan Nikah

by Redaksi
06/05/2021
mahasiswa ulang tahun
MILD

Stop Meminta Traktiran Pada Mahasiswa yang Ulang Tahun

by M Firmansyah Subandari
21/02/2021
mahasiswa umm minimalis
MILD

Kiat Hidup Minimalis ala Mahasiswa UMM

by Ahmad Ashim Muttaqin
29/09/2021
vaksin tsunade
MILD

Kami Lebih Butuh Tsunade Daripada Vaksin

by Ahmad Ashim Muttaqin
15/02/2021

Discussion about this post

YPI Al Multazam HK Launching Buku Bunga Rampai

26/04/2022

Ada Juri Hafiz Indonesia di Milad YPI Al-Multazam HK Kuningan

26/04/2022

Milad YPI Al-Multazam HK Dihiasi 20 Kali Khatam Al Quran

26/04/2022
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist