Senin, Mei 29, 2023
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home Rilis

Jurnalisme Ramah Perempuan dan Difabel

Redaksi by Redaksi
22/12/2020
in Rilis
Dibaca Dalam: 3 menit
0 0
A A
0
Pelatihan Jurnalistik

Foto: Istimewa

84
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Pemberitaan kasus prostitusi online yang terus ramai dan cenderung tidak ramah perempuan memantik keprihatinan dua dosen FISIP UMM. Tak hanya pemberitaan kasus prostitusi online, berita-berita kasus perkosaan juga masih menyudutkan perempuan. Selain itu berita tentang difabel juga masih belum proporsional.

Pelabelan dan gambaran tentang difable masih perlu dikoreksi. Oleh karena itulah, pada Minggu (6/12), dua dosen FISIP, Dr. Frida Kusumastuti, M.Si dan Winda Hardyanti, S.Sos, M.Si, mengadakan pelatihan produksi karya jurnalistik yang bertajuk Jurnalisme Ramah Perempuan dan Anak Berkebutuhan Khusus bagi reporter kampus melalui platform zoom meeting.

Sebanyak 15 reporter kampus dari berbagai media berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Acara tersebut dilaksanakan sebagai bentuk edukasi dalam membangun perspektif yang tepat, khususnya dalam memberitakan perempuan dan kaum difabilitas.

Frida Kusumastuti, doktor yang meneliti difabilitas dari perspektif sosial, memaparkan cara pandang pada kaum difabel perlu mempertimbangkan perubahan, “Misalnya, penggunaan istilah disabilitas. Padahal disabilitas ini berasal dari kata disable, yang artinya tidak mampu. Berbeda jika menggunakan istilah difable, different abilities, yang artinya berbeda kemampuan. Dengan demikian, Difabel itu ya puya kemammpuan, bukan tidak punya kemampuan,” jelas Frida.

Sebagai jurnalis milenial, sudah menjadi kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak kaum difabel. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni dengan mengganti istilah disabilitas menjadi difabilitas.

“Harapannya, hal itu bisa membiasakan atau membangun masyarakat yang inklusif. Masyarakat yang menghargai perbedaan. Disamping itu juga membangun rasa percaya diri kaum difabel.” ujar dosen Ilmu Komunikasi UMM sebagaimana rilis yang diterima LintasBatas (6/12) . Dibagian yang lain Frida mengenalkan model sosial dan model medis dalam melihat wacana difabelitas.

Baca juga:

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Merefleksikan Tragedi Kemanusiaan, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Winda Hardyanti, pemateri kedua menuturkan, permasalahan istilah dan pemilihan diksi juga menjadi problem dalam pemberitaan terkait perempuan. Ia mengatakan pentingnya jurnalis memahami komunikasi gender. Bentuk kekerasan gender di media yang masih sering terjadi diantaranya adalah stereotype, marginalisasi, dan subordinasi.

Salah satu solusi untuk menggalakkan jurnalisme berperspektif gender dengan melakukan jurnalisme advokatif. Cara untuk memulainya dengan menanamkan tiga hal. Pertama, berpegang teguh pada prinsip kesetaran gender. Kedua, berpihak pada kebenaran. Ketiga, tetap mengindahkan kode etik jurnalistik. Pilihan diksi yang dipilih juga harus tepat agar pemberitaan yang dibuat tidak malah menggiring stereotype yang merugikan perempuan. Contohnya, hindari istilah korban, dan diganti dengan penyintas.

“Dalam menulis berita, pentingnya cover both side. Ketika menulis tentang sisi korban, maka harus diimbangi dengan sisi pelaku dan hindari mengekspos sisi pribadi korban perkosaan secara berlebihan. Fokus pada kasus dan penanganannya,” ujar dosen yang juga mantan jurnalis itu.

Ika, salah satu peserta menanyakan bagaimana cara untuk menyeimbangkan antara pasar media dengan value berita. Sebab, sudah jamak diketahui, bahwa pasar lebih senang berita yang click bait. Winda mengatakan kondisi tersebut memang cukup sulit karena berhadapan dengan kepentingan politik ekonomi media.

Namun sebagai jurnalis, prinsip utama yang harus dipegang adalah cover both side dalam memberitakan kasus-kasus yang berkaitan dengan gender. Kemudian, yang perlu menjadi catatan, berita yang disajikan juga harus menghindari atribusi fisik dan pembahasan di luar isi berita.

“Selain itu dalam menulis berita, kita perlu mendudukkan narasumber sesuai dengan porsinya. Semisal ketika perempuan sebagai penyintas perkosaan ya ditempatkan sebagai korban tanpa harus menyalahkan bajunya yang ketat atau karena pulang malam. Sebab dalam perspektif komunikasi gender, perkosaan terjadi karena niat pelaku, bukan semata karena stimulus pakaian perempuan,” ujarnya.

ADVERTISEMENT
Tags: jurnalistikPerempuanUMM
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun
Rilis

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

by Redaksi
07/01/2023
Merefleksikan Tragedi Kemanusiaan, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun
Rilis

Merefleksikan Tragedi Kemanusiaan, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

by Redaksi
07/01/2023
Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara
Rilis

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara

by Redaksi
01/03/2022
kri nanggala 402
Rilis

DPP IMM Turut Berduka KRI Nanggala 402, Segera Evaluasi Panglima dan Menhan RI

by Redaksi
29/04/2021
kpk mundur
Rilis

Dugaan Suap Menyeret Penyidik KPK, DPP IMM Minta Firli Bahuri Mundur dari Ketua KPK

by Redaksi
29/04/2021

Discussion about this post

Di Balik Alasan FIFA Membatalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

07/04/2023
Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

31/03/2023
Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

30/03/2023
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist