Ida Rahmawati, mahasiswi semester 6 Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran (STIQ) Al-Multazam mencatatkan sejarah penting di kampung halamannya Desa Karangmangu, Kramat Mulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Putri dari bapak Supendi dan ibu Yeti ini baru saja digelari sebagai perempuan pertama dan satu-satunya di desa tersebut yang telah mampu menuntaskan hafalan 30 Juz Al Quran.
Ida tidak dilahirkan dari keluarga yang kental dengan tradisi pesantren. Apalagi anak dari tokoh agama di desanya. Ia lahir dari keluarga sederhana nan bersahaja. Ayah Ida adalah seorang petani yang kesehariannya menggarap lahan bercocok tanam yang dimilikinya sendiri. Sementara Ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga biasa. Meski begitu, Ida tetap punya ambisi besar pada hafalan Al Qurannya.
STIQ Al – Multazam yang menjadi tempat menempuh pendidikan bagi ida, semakin memacu semangat menghafal Al-Quran karena beasiswa yang didapatnya. di tengah kesibukannya sebagai ketua BEM Putri STIQ Al-Multazam. Ida masih memiliki motivasi kuat untuk meraih impiannya sebagai hafidzah.
Ida memiliki motivasi menghafal Al – Qur’an dari ajakan tokoh yang dianutnya, seperti Ustadz Adi Hidayat (Mubaligh Nasional) dan Ustadz Deden Makhyaruddin. Ida berinisiatif menghafal Al Quran secara otodidak, Cukup bermodalkan metode yang didapatnya dari video tutorial menghafal Quran di media sosial. “Ketika itu saya sudah menghafal 5 Juz Al Quran secara mandiri,” kata Ida.
Dalam kurun waktu tiga semester saja, Ida yang punya hobi Badminton ini sudah mampu merampungkan hafalan 30 Juz Al Qurannya. Keberhasilan Ida dalam menghafal tak lepas dari metode menghafal yang diusung oleh STIQ Al-Multazam, yakni metode SaHal (Satu Halaman). Metode ini telah disesuaikan dengan program STIQ Al-Multazam yang memiliki quality assurance hafal Al-Qur’an 30 juz dalam waktu 2 tahun. Penggagas metode ini adalah Misbahuddin, S.H., Al Hafidz.
Misbahuddin merupakan pemegang Sanad Al-Qur’an langsung dari syekh Mesir yakni Dr. Syekh Muhammad bin Muhammad Al-Mishry. “Metode SaHal memberikan kata kunci ayat di setiap halaman yang menjadi karakteristik pembeda dengan halaman lainnya, sehingga akan memperkuat daya ingat dan memudahkan hafalan. “Sehingga metode ini mudah dipahami dan diaplikasikan,” kata Misbahuddin.
Metode yang digunakan Ida ternyata mampu mengantarkan Ida menyelesaikan Agenda Tasmi (baca publik) 30 Juz Al Quran dalam sekali duduk yang digelar di kampung halamannya di Karangmangu, , Agenda yang turut dihadiri Ketua Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Multazam Husnul Khotimah (HK) H. Uud Pandu Suandana, S.Si, M.Pd; Kepala Divisi Perguruan Tinggi Al-Multazam Dudung Abdul Karim, LC, M.Ag.; serta Ketua STIQ Al-Multazam Dr. KH. Agus Setiawan, LC, M.A. yang sedianya juga hadir.
Ida berhasil mendapat predikat Mutqin (yang kuat hafalannya). Minggu (20/2). Berkat capaiannya itu, ida mendapat hadiah umroh dari Pemerintah Desa Karangmangu serta para donatur. Kepala Desa Karangmangu H. Uja Azizi dan sesepuh sekaligus Ketua DKM Masjid Jami’ Nurul Amal Karangmangu H. Oyo juga turut mengapresiasi capaian Ida. Atmosfer haru menghiasi gelaran Tasmi.
Discussion about this post