Rabu, Februari 1, 2023
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home Rilis

Merefleksikan Tragedi Kemanusiaan, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Redaksi by Redaksi
07/01/2023
in Rilis
Dibaca Dalam: 3 menit
545 43
A A
0
Merefleksikan Tragedi Kemanusiaan, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Desain grafis oleh Isvi Wulandari

310
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

LINTASBATAS.CO – MALANG. 2022 ditutup dengan banyak tragedi kemanusiaan. Baru-baru ini, sekitar 135 penonton sepakbola meninggal dunia saat laga antara Persebaya dan Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang (1/10/2022). Peristiwa ini menandai satu dari sekian catatan buruk persoalan HAM di Indonesia di penghujung tahun.

Merefleksikan beragam persoalan kemanusiaan dan banyaknya regulasi seputar sepak bola yang belum dibenahi. Renaissance Political Research and Studies (RePORT) Institute, kembali menggelar diskusi akhir tahun, Sabtu (31/12).

Dalam diskusi akhir tahun tersebut tema yang diangkat ialah Hak Asasi Manusia dan Diplomasi Sepak Bola, dengan dua pembicara. Persoalan Hak asasi manusia dibawakan oleh Hafid Adim Pradana Direktur Eksekutif Renaissance Political Research & Studies. Dan Diplomasi Sepak Bola dibawakan oleh Ilham Zada Jurnalis.

Dengan megahnya euforia atas sepakbola, tidak jarang ia dikaitkan dengan ragam bidang kehidupan lain seperti politik, budaya-sosial, dan ekonomi. Di bidang politik, publik berlomba-lomba menggerutu beragam regulasi yang dianggap menghambat kemajuan sepak bola, seperti kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh PSSI dalam tataran nasional dan FIFA di tataran Internasional.

Seperti yang dikatakan Ilham Zada, sepak bola tidak hanya dilihat sebagai sepak bola yang berlangsung selama Sembilan puluh menit. Melihat sepak bola seharusnya dari banyak segi karena sepak bola akan senantiasa mengiringi kehidupan manusia. 

Ada sebuah pepatah, “soccer is more than a game”. Pepatah itu nampaknya tidak berlebihan mengingat sepak bola begitu digandrungi oleh hampir setiap kalangan di tanah air. Tim tertentu, misalnya, merupakan harga mati untuk dibela di dalam dan luar lapangan.

Baca juga:

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara

Di bidang sosial-budaya, sepakbola dianggap sebagai simbol yang mampu menyatukan sekaligus menjadi komunitas masyarakat. Terakhir, di bidang ekonomi, misalnya, sepakbola dipandang sebagai mata pencaharian bagi para pemain, dan ladang emas bagi para bandar judi.

Sekali lagi, “soccer is more than a game”. Ia bermakna secara individu dan sosial. Ia membawa banyak cerita bahagia dan duka, mulai dari kemenangan atau kenaikan peringkat tim tertentu sampai isu rasial, kekerasan, dan kematian tercatat dalam cerita sepak bola.

Sepak bola tidak hanya menjadi kultur baru di tanah air. Di level internasional, sepak bola masih menduduki peringkat pertama sebagai olahraga yang paling diminati. Hampir semua masyarakat di banyak negara menggemari sepak bola. Berkat popularitasnya, sepak bola bahkan mampu mempengaruhi bagaimana publik beropini.

Karena itu, sepak bola merupakan media diplomasi baru. Sebagaimana tujuan diplomasi untuk menjalin relasi, mempererat, dan meningkatkan hubungan untuk mencapai suatu kesepakatan tanpa melalui kekerasan. Sepak bola sepertinya memenuhi syarat-syarat tersebut.

Misalnya, pandangan publik Eropa terhadap Islam yang masih asing dan bercitra negatif saat dikaitkan dengan terorisme, perlahan berubah melalui kehadiran beberapa pemain profesional seperti Moh. Salah, S. Mane, M. Ozil, N. Kante, dll di Inggris.

Seperti yang disebutkan oleh Ilham Zada, lonjakan masyarakat london memeluk agama islam sangat tinggi, lonjakan ini tidak dipengaruhi oleh pemuka agama melainkan pemain sepak bola.

ADVERTISEMENT

Sikap dan mentalitas para pemain itu membuat para penggemar mulai tertarik untuk mengetahui dan mematahkan pandangan umum tentang Islam, misalnya, sebagai agama yang penuh kekerasan. Di sini, para pemain itu seakan hadir sebagai perwakilan komunitas agama-budaya tertentu yang bertugas mempromosikan citra baik pada Islam sebagai agama dan peradaban.

Tags: politiksepakbolaTragedikemanusiaan
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun
Rilis

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

by Redaksi
07/01/2023
Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara
Rilis

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara

by Redaksi
01/03/2022
kri nanggala 402
Rilis

DPP IMM Turut Berduka KRI Nanggala 402, Segera Evaluasi Panglima dan Menhan RI

by Redaksi
29/04/2021
kpk mundur
Rilis

Dugaan Suap Menyeret Penyidik KPK, DPP IMM Minta Firli Bahuri Mundur dari Ketua KPK

by Redaksi
29/04/2021
Pers
Rilis

Peringati Hari Pers, Sejumlah Dosen Ilmu Komunikasi Persembahkan Karya Buku

by Redaksi
11/02/2021

Discussion about this post

Hasrat Politik dan Lahirnya Ilmu Kalam

Hasrat Politik dan Lahirnya Ilmu Kalam

19/01/2023
Menilik Kekejaman Nazi melalui Komedi Satir dalam Film Jojo Rabbit

Menilik Kekejaman Nazi melalui Komedi Satir dalam Film Jojo Rabbit

16/01/2023
Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

Pentingnya Mitigasi Di Sektor Wisata yang Terancam Bencana, RePORT Institute Mengadakan Diskusi Akhir Tahun

07/01/2023
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist