Judul Film : In the Time Of the Butterflies
Sutradara : Mariano Barroso
Penulis : Julia Alvarez, Judy Klass, David Klass
Distributor : MGM Showtime Networks
Pemeran : Salma Hayek, Edward James Olmos, Mía Maestro, Demian Bichir, Pilar Padilla, Lumi Cavazos, Marc Anthony, Pedro Armendáriz Jr., Ana Martín, Ana Layevska, Fernando Becerril, Anthony Alvarez, Ermahn Ospina, Raul Mendez, dan Mariana Sanchez
Durasi : 95 menit
Resentator : Isvie Wulandari*
Pada tanggal 25 November merupakan momen bersejarah yang diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan karena dilatarbelakangi oleh kisah “Mirabal Sisters”.
Mirabal Sisters ialah aktivis revolusioner yang menentang pemerintah diktator di Republik Dominika kala itu. Kisah perjuangan tersebut diabadikan dalam film yang berjudul “In the Time Of the Butterflies”.
In the Time of the Butterflies adalah sebuah film tahun 2001 yang disutradarai oleh Mariano Barroso berdasarkan pada buku Julia Álvarez dengan nama yang sama. Bercerita tentang kehidupan Mirabal Bersaudara, aktivis revolusioner yang menentang kediktatoran Rafael Leonidas Trujillo atau dikenal dengan Jefe di Dominika tahun 1930-1960.
Diceritakan bahwa keluarga Mirabal semula adalah keturunan petani yang juga menjadi pemilik lahan luas dan hidup sebagai kalangan menengah ke atas. Don Enrique Mirabal menikah dengan Mercedes Reyes de Mirabal, dikarunia 4 orang putri bernama Patricia, Dede, Minerva dan Meta.
Enrique masih mengikuti pola pikir tradisional, berkeinginan agar putri-putrinya besar sebagai gadis biasa dan menikah, memiliki keluarga, sebagai seorang istri dan ibu. Namun berkat dorongan serta kemauan keras istrinya, Mercedes (yang diduga buta huruf hingga beliau tak mau anak-anaknya memiliki nasib serupa), akhirnya ia terpaksa memperbolehkan anak-anaknya menempuh pendidikan di sekolah luar.
Patricia ‘Patria’ Mercedes Mirabal
Ia adalah anak perempuan pertama dari keluarga Mirabal. Enrique dan Mercedes berharap agar Patricia menjadi seorang Biarawati. Namun, pada umur ke 17 tahun ia menikah dengan lelaki bernama Pedrito Gonzales.
Awalnya, keputusan Patricia untuk terlibat langsung dan mendukung perjuangan saudari-saudarinya ditentang oleh sang suami, dan Patricia mampu bersikap keras jika ia memiliki panggilan hati.
Patria sering meminjamkan rumahnya untuk pertemuan dan rapat gerakan, sedangkan Minerva dan Mate lebih terlibat dalam merencanakan revolusi. Minerva dan Mate ikut menyembunyikan senjata serta menyediakan makanan dan rumah untuk yang sedang bersembunyi dari rezim pemerintah.
Bélgica Adela Mirabal-Reyes
Dikenal dengan nama Dede, ia memang tidak terlibat secara langsung dalam kegiatan bawah tanah namun ia dengan sukarela menawarkan dirinya untuk membantu mengasuh anak dari para saudarinya, Patricia, Minerva dan Mate.
Maria Argentina Minerva Mirabal
Minerva bisa dibilang sebagai the main of character di film ini. Kita disuguhkan untuk menilik mulai dari kisah sekolah Minerva dimana ia tinggal di asrama perempuan yang tenaga pengajarnya diisi oleh para biarawati. Dikisahkan bahwa setiap akan melakukan aktivitas tidur, para pelajar dipandu oleh biarawati untuk berdoa kepada Tuhan Yesus dan memuji Presiden Trujillo.
Minerva acap kali memiliki kesempatan berhadapan langsung dengan Presiden Trujillo. Pertemuan pertama mereka ketika sekolahnya memiliki kesempatan untuk membuat pameran yang akan turut mengundang presiden Trujillo.
Lima tahun kemudian, Minerva kembali ke rumah. Suatu ketika keluarga Mirabal kedatangan Virgio Morales atau Lio, seorang dosen hukum yang juga aktivis yang selalu menentang kepemimpinan Trujillo. Dari Lio, Minerva banyak mengetahui tentang ketidakadilan yang ada di negaranya.
Lio mengetahui kampanye hitam yang dilakukan Trujillo untuk membuat masyarakat di dominasi kulit putih dan kulit hitam Haiti yang melintasi perbatasan karena ia menganggap kulit hitam mengkontaminasi ras Dominika. Inilah yang pada akhirnya membangkitkan keinginan Minerva untuk menjadi pengacara.
Peluang untuk sekolah pun ia dapatkan namun dengan pengorbanan yang luar biasa, ia harus menukar pengorbanannya dengan nyawa Ayahnya yang ditahan paksa oleh Trujillo dan diduga telah disiksa. Keinginannya yang besar untuk mendapatkan keadilan lah yang memacu semangatnya untuk mendapat ijin praktek hukum.
Selama sekolah hukum Minerva mengenal banyak aktivis yang melakukan perlawanan terhadap Trujillo dan bergabung dengan mereka untuk menyadarkan rakyat bagaimana sebenarnya rezim Trujillo yang dibangun atas beribu darah rakyat yang ‘dihilangkan’.
Perjuangan yang dilakukan Minerva (kemudian dipanggil Butterfly/kupu-kupu sebagai kata sandi) dan Polo, suaminya yang juga sesama aktivis didukung oleh keluarganya dan pihak gereja yang selama ini selalu ditindas oleh rezim Trujillo.
Antonia María Teresa Mirabal
Ia akrab dipanggil Mate, si bungsu yang memiliki kedekatan dengan Minerva yang akhirnya merubah masa depannya.
Pertama, ia bertemu dengan pasangan hidupnya, seorang aktivis gerakan bawah tanah yang dipanggil Palomino. Palomino terinspirasi dengan kakak dari Mate, yaitu Minerva. Kedua, keputusan Mate bergabung bersama Minerva dikarenakan ia merasa bahwa kematian ayahnya disebabkan oleh Trujillo.
Aksi-aksi Mirabal bersaudara yang terang-terangan dan lantang melawan ketidakadilan yang dilakukan Trujillo saat itu berlawanan dengan budaya yang ada sehingga Mirabal bersaudara tentu saja dianggap sebagai sebuah ancaman.
Pada 25 November 1960, Minerva, Patricia beserta Mate sedang dalam perjalanan menuju Puerto Plata tempat suami mereka ditahan di penjara La Cuarenta. Jeep yang mereka tumpangi dihentikan paksa oleh antek-antek Trujillo. Saat itulah terjadi pembunuhan dengan cara dianiaya atas ketiganya.
Salah satu korban yang turut tewas dalam tragedi ini adalah Rufino de la Cruz, pengemudi kendaraan yang semula disewa untuk mengantarkan keluarga Mirabal mengunjungi suami mereka. Perjalanan mereka yang terakhir menuju Puerta Plata, tempat tahanan baru bagi Manolo dan Leandro yang berada di puncak pegunungan yang terpencil.
Pemindahan tahanan serta rencana pembunuhan itu, dibuat seakan-akan merupakan peristiwa kecelakaan belaka. Trujillo sengaja membuat hal ini dengan tujuan membungkam gerakan Las Mariposas sebelum mengenai seluruh Dominikan. Namun peristiwa ini justru memicu kebangkitan Nasional, dan hanya dalam waktu 6 bulan setelah tragedi ini, Trujillo dibunuh.
Akhirnya, anak-anak dari Mirabal bersaudara memegang peranan penting dalam pemerintahan demokrasi Republik Dominika selanjutnya.
Plot dan latar film In the time of the Butterflies telah memainkan peran yang cukup besar mulai dari suasana kekeluargaan Mirabal bersaudara hingga perjuangan melawan rezim Trujillo menjadikan cerita film ini tentu menyentuh hati.
Konflik atau masalah yang terdapat di dalam film ini menggambarkan bagaimana sulitnya perjuangan dari Mirabal bersaudara yang seakan kita disuguhkan penderitaan dan pengorbanan yang harus dilalui oleh Mirabal bersaudara.
Baik dari segi pengambilan gambar, pemilihan warna, fashion hingga properti yang digunakan pun sesuai dengan nuansa tahun 90’an. Latar tempat maupun objek yang mengisi film itu seakan membuat kita dibawa pada kenangan di masa lalu.
In the Time of the Butterflies tak hanya berhasil mengangkat misteri dengan latar sejarah bagaimana Mirabal bersaudara bergerak melawan kediktatoran Rafael Trujillo, tetapi juga mampu mendobrak stereotip seputar perempuan.
Di tengah masyarakat patriarkal yang kala itu digambarkan bahwa perempuan tak layak untuk mengenyam pendidikan, tidak bisa untuk bekerja di sektor publik dan jauh lebih lemah dibanding laki-laki, In the Time of the Butterflies telah berhasil menggambarkan bagaimana perempuan pantas untuk mengenyam pendidikan dan ikut serta melawan penindasan.
Setelah menonton In the Time of Butterflies, kita disadarkan bahwa perempuan manapun pantas untuk mengenyam pendidikan setinggi apapun yang ia mau dan bisa. Perempuan itu brilian dan bahkan jauh lebih berani dari yang ia sendiri pikir, serta yang paling utama adalah perempuan tak pantas untuk menerima kekerasan dalam bentuk apapun, baik itu kekerasan fisik, kekerasan struktural, maupun kekerasan psikologis.
Selamat Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan!!!
Semoga perempuan-perempuan diluar sana bisa jauh lebih mengetahui bahwa diri mereka sangat kuat dan berharga!!!
Discussion about this post