Senin, Mei 29, 2023
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home MILD

Pengen Mabuk Kok Dilarang: Sebuah Telaah Tidak Kritis Tentang RUU Minuman Beralkohol

Ahmad Ashim Muttaqin by Ahmad Ashim Muttaqin
23/12/2020
in MILD
Dibaca Dalam: 4 menit
0 0
A A
0
ruu minumal beralkohol

Photo by Adam Wilson on Unsplash

215
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Bagi orang kaya, mabuk itu gampang

Buka botol impor, karena banyak uang

Miras nenek moyang, malah dilarang

Pura pura mabuk, tabur keadilan

Orang miskin mati, minum oplosan

Politisi busuk, mabuk kekuasaan

Lirik lagu Libertaria feat Farid Stevy diatas cukup menggambarkan tentang bagaimana kondisi bangsa Indonesia saat ini. Semuanya serba mabuk, ada yang mabuk kekuasaan, mabuk agama, mabuk asmara, mabuk kuliah online dan mabuk alkohol.

Bahkan mabuk alkohol menjadi salah satu pembahasan yang pekan ini cukup ramai diperbincangkan. Biang keroknya adalah usulan mengenai RUU Minumal Beralkohol. RUU ini pertama kali diajukan pada tahun 2012 silam dan sekarang DPR telah memutuskan memasukkan RUU Larangan Minol ini ke dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) untuk tahun 2020.

RUU ini diusulkan dengan alasan faktor agama dan moralitas. Memang, alkohol dan segala bentuk turunannya kerapkali dikambinghitamkan atas berbagai kejadian kriminal di masyarakat. Padahal pada kenyataanya, pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Atau mungkin pengusul RUU tersebut keseringan nonton acara 86 NET TV yang selalu menjadikan pemabuk sebagai bahan tertawaan. .

Saya sendiri sering menemui kejadian perkelahian di tempat-tempat yang menyediakan alkohol. Dengan badan sempoyongan dan bau mulut yang harum, mereka mencoba sekuat tenaga untuk mendaratkan tinju uppercut di wajah lawannya serta bertahan menggunakan teknik “elbow block” ala Floyd Mayweather.

Setelah diselidiki, ternyata penyebab mereka berkelahi bukanlah alkohol, tetapi masalah-masalah lain seperti perempuan, uang, dendam masa lalu, atau pemula yang mencoba caper di circle pergaulannya. Alkohol hanya menjadi tameng pembenaran bagi mereka untuk melakukan tindakan kekerasan.

Hal ini kemudian dipertegas oleh kriminolog Adrianus Meliala, bahwasanya perilaku kriminal tak bisa langsung disangkut-pautkan dengan minuman beralkohol. Menurutnya perbuatan kriminal selalu bersinggungan dengan hal lain yang kaitannya dengan emosi dalam diri seseorang.

Baca juga:

Perilaku “Aktivis Kampus” Masa Kini

Menjadi Perempuan Pada Masa Athena Kuno Sangat Tak Menyenangkan

Di Indonesia sendiri, alkohol memiliki kaitan erat dengan tradisi di berbagai daerah. Ciu, Arak, Moke, Cap Tikus, Sopi, Tuak dan Lapen adalah beberapa nama miras yang mengandung kearifan lokal tersendiri di tempat asalnya. Tak lupa pula Anggur Cap Orang Tua yang selalu menemani suka duka nestapa kehidupan dengan segala restunya.

Ketika segala sesuatu diatur dengan ketat sedemikian rupa, maka seringkali masalah yang timbul setelahnya adalah berbagai kreatifitas nan cerdik untuk mengakali hukum yang berlaku. Coba kita bercermin dengan penutupan tempat lokalisasi Gang Dolly di Surabaya, setelah tempat tersebut ditutup, apakah praktek pelacuran juga ikut menghilang?

Ternyata tidak, praktek persekutan duniawi tetap berjalan meski dengan modus operandi yang berbeda. Alkohol dan prostitusi sendiri sebenarnya memiliki kemiripan, yakni sama-sama disukai dan dibutuhkan banyak orang, sekaligus dibenci oleh banyak orang.

Keliaran akan nutrisi lambung dan selangkangan manusia memang menjadi tugas bagi manusia itu sendiri untuk menemukan jawaban yang tepat, tentu dengan sikap yang dewasa dan bijaksana. Makanya ketika mabuk, lebih baik di-final touch dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat.

Semisal bermain truth or dare, atau ajang saling curhat. Konon katanya kejujuran orang itu bisa dikonfirmasi ketika dia mabuk. Atau hal lain seperti menulis cerpen, puisi, dan merenungi diri sendiri. Yang jelas kalo mabok jangan disambi menyetir, nanti bisa-bisa jurang didepan mata dikira ranjang hotel The Ritz-Carlton.

Tentu kita tidak ingin melihat makin banyak korban berjatuhan akibat maraknya miras oplosan karena miras legal semakin susah untuk dijangkau. Mari kita sadari, bahwa banyak dari masyarakat kita yang doyan mabuk, walau tertib nggak makan babi.

ADVERTISEMENT

Hemat saya, untuk saat ini RUU Minol belum dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Peraturan yang ada sudah cukup jelas untuk menindak segala bentuk pelanggaran terkait minuman beralkohol. Tinggal bagaimana peran aparat pemerintah dalam mengawasi peredaran dan konsumsi alkohol di tengah masyarakat

Atau jangan-jangan RUU ini disusun bukan untuk menjadi UU, tapi hanya untuk menjaga pembelahan yang telah terjadi di masyarakat, agar kegaduhan tetap terpelihara sampai pemilu berikutnya. Cheerss…

_____________________
*Kontributor adalah Ketua Tim Riset Lintas Batas
IG: @masaqin_

Tags: alkoholmabukRUU
ADVERTISEMENT
Ahmad Ashim Muttaqin

Ahmad Ashim Muttaqin

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2018

Artikel Lainnya

Perilaku “Aktivis Kampus” Masa Kini
MILD

Perilaku “Aktivis Kampus” Masa Kini

by Redaksi
25/11/2022
Menjadi Perempuan Pada Masa Athena Kuno Sangat Tak Menyenangkan
MILD

Menjadi Perempuan Pada Masa Athena Kuno Sangat Tak Menyenangkan

by Redaksi
24/11/2022
budaya patriarki
MILD

Laki-Laki Diuntungkan Budaya Patriarki, Ngapain Repot Memperjuangkan Kesetaraan Gender?

by Redaksi
20/05/2021
Kartini Nikah
MILD

Kartini dan Pertanyaan Kapan Nikah

by Redaksi
06/05/2021
mahasiswa ulang tahun
MILD

Stop Meminta Traktiran Pada Mahasiswa yang Ulang Tahun

by M Firmansyah Subandari
21/02/2021

Discussion about this post

Di Balik Alasan FIFA Membatalkan Indonesia Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20

07/04/2023
Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

Penolakan Kedatangan Timnas Israel: Implikasi Sosial dan Politik

31/03/2023
Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

Realisasi MBKM: Menjawab Tantangan Bukan Kebutuhan

30/03/2023
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist