Judul Buku: Peran Strategis Perguruan Tinggi Dalam Peningkatan Daya Saing Ekonomi Bangsa
Penulis: Prof. Dr. Bambang Cipto, M.A.
Tebal: x, 176 halaman
Cetakan: I, 2017
Kategori: Ekonomi
Penerbit: Pustaka Pelajar
Resentator: Irfan Anas Zain*
Perguruan tinggi dewasa ini bukan lagi sekedar tempat untuk menimba ilmu. Bukan pula sekedar kawah “candradimuka” bagi para demonstran yang dengan gagah berani mengkritik pemerintahan dan berharap kelak mendapatkan jabatan yang bagus di pemerintahan. Bukan pula tempat untuk mejeng kalangan muda berduit yang berangkat dan pulang kuliah mengendarai mobil mewah.
Beberapa tahun terakhir, perguruan tinggi sudah dianggap sebagai “engine of growth” atau “mesin pertumbuhan ekonomi” bangsa. Tidak mengherankan, jika di seluruh negara maju perguruan tinggi terkemuka saling bersaing untuk terus menerus meningkatkan peringkat setinggi mungkin dan selama mungkin.
Upaya keras yang dilakukan perguruan tinggi di berbagai belahan dunia untuk meningkatkan kualitasnya, selain didasari oleh keyakinan “engine of growth”, juga didasari keyakinan bahwa perguruan tinggi memiliki kemampuan meningkatkan daya saing perekonomian bangsa.
Daya saing ekonomi bangsa dapat didefinisikan sebagai kemampuan bangsa menjual barang dan jasa di pasar internasional, sehingga meningkatkan kesejahteraan warganya. Dengan demikian, sebuah bangsa yang mampu meningkatkan kesejahteraan warganya dengan cara menjual barang dan jasa di luar perbatasan negerinya dapat dikatakan memiliki daya saing ekonomi yang tinggi.
Menurut Global Competitivenes Report, yang diterbitkan oleh World Economic Forum, perguruan tinggi dan pelatihan (Higher Education and Training) merupakan pilar kelima dari 12 pilar yang menjadi standar pengukuran daya saing global masing-masing negara.
Dengan ditempatkannya perguruan tinggi dalam 1-2 pilar tersebut, sangat jelas bahwa perguruan tinggi, atau lebih tepat lagi perguruan tinggi yang berkualitas global, mampu memainkan peran strategis untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Dalam buku ini dipaparkan bahwa peran pemerintah tampak jelas pada berbagai studi kasus. Cina, Korea, Hongkong, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Belanda adalah contoh-contoh di mana pemerintah sangat proaktif mendorong pertumbuhan perguruan tinggi menuju WCU (World Class University).
Namun, tidak demikian halnya dengan kondisi di Indonesia yang tidak menunjukkan upaya sungguh-sungguh membangun perguruan tinggi. Hal ini menarik karena sementara negara-negara tetangga berjuang keras mendorong kualitas perguruan tinggi, Indonesia justru tidak menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam membangun perguruan tingginya.
Meskipun buku ini terbilang lawas, namun substansi yang tersirat dari penulis masih saja relevan hingga sekarang. Bahkan setelah kita menghadapi musuh global COVID-19 dan juga masih menguji seberapa keamanan serta keefektifan vaksin yang telah datang dari berbagai belahan bumi, diharapkan upaya tersebut mampu meningkatkan imun tubuh sehingga dapat mencegah penyebaran virus.
Dampak pandemi juga berlaku bagi ekosistem pasar modal. IHSG contohnya, di tahun 2020 ditutup dengan warna merah. Mengingat bangsa pernah menyentuh resesi pada kuartal III tahun 2020 mencapai minus 3%. Kebijakan desentralisasi diterapkan, kota-kota besar umumnya menginstruksikan untuk tetap belajar di rumah, kampanye 3M dari satgas tidak berhenti.
Semua elemen masyarakat turut mengingatkan begitu pentingnya kesehatan. Sebagai bagian dari perguruan tinggi bisa mulai mempelajari dan terjun menjadi investor ritel, tujuannya untuk bersama-sama membangun ekonomi bangsa dengan cara memberi modal perusahaan juga sambil menabung investasi masa depan.
Buku ini cocok untuk seluruh elemen yang ada di perguruan tinggi, mulai dari peserta didik sampai tenaga pendidik. Semua memiliki peran dalam memajukan ekonomi bangsa. Terlebih sudah banyak perguruan tinggi yang mengadakan mata kuliah kewirausahaan. Musibah pandemi menjadi dorongan dalam memunculkan ide-ide kreatif baru. Pada dasarnya ilmu dari kampus bukan hanya untuk kepentingan pribadi namun juga turut memajukan ekonomi bangsa.
Oleh karena itu, menurut Bambang Cipto, melalui buku ini diharapkan pembaca dapat mendorong kita semua yang mencintai pengembangan perguruan tinggi sebagai aset bangsa yang sangat berharga untuk memperhatikan perkembangan perguruan tinggi di tanah air. Paling tidak, dapat menjadi pemicu penelitian lebih lanjut dalam bidang manajemen perguruan tinggi di Indonesia.
*Resentator adalah Alumnus Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta,
Taruna Aktif Tingkat Madya di Sekolah Tinggi Perikanan.
Twitter/Instagram: anaszain_
Discussion about this post