Oleh: Tim Riset Lintas Batas*
Bagi mahasiswa tingkat akhir, tidak ada momen yang lebih mengharukan sekaligus membahagiakan selain merayakan kelulusan (baca: wisuda) bersama keluarga dan sahabat-sahabat tercinta.
Prosesi wisuda memang menjadi sebuah proses sakral bagi mahasiswa, karena dengan dilaksanakannya pembaiatan tersebut, mahasiswa telah memiliki legitimasi formal sarjana. Dengan kata lain perjuangan bertahun-tahun di bangku kuliah telah membuahkan hasil yang jelas.
Sebagai salah satu kampus ‘terbaik’ (?) di Malang, Universitas Muhammadiyah Malang memutuskan untuk melaksanakan proses wisuda secara offline meski ditengah kondisi Covid-19 di Kota Malang belum menujukkan tren yang positif.
Rektor UMM, Dr. Fauzan M.Pd, sebagaimana dikutip dari Radar Malang, mengungkapkan alasan diadakannya wisuda offline adalah saat orang tua yang mengantarkan anaknya untuk kuliah di UMM, disambut dengan penuh unsur kekhidmatan dan penuh haru. Demikian sama halnya saat UMM melepas mereka.
Pemerintah Kota Malang sendiri pada awalnya tidak melarang diadakannya wisuda oflline selama proses tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Beberapa kampus lain di Kota Malang juga melaksanakan wisuda secara offline seperti UNISMA, UNMER dan Universitas Brawijaya.
Detik-Detik Mengecewakan
Pada hari Jum’at, 11 Desember 2020, sehari sebelum wisuda dilaksanakan, kampus menurunkan surat edaran bernomor E.5.a/369/MAWA-UMM/XII/2020 perihal Edaran Penundaan Wisuda Periode IV. Surat edaran tersebut berisi pemberitahuan mengenai penudaan wisuda yang seharusnya dilaksanakan pada tanggal 12, 14 dan 16 Desember 2020 karena perkembangan Covid-19 di Malang serta Instruksi Gubernur melalui Pemerintah Kota Malang.
Pemberitahuan yang mendadak ini sontak menimbulkan kebingungan di kalangan calon wisudawan-wisudawati, karena mereka baru mengetahui berita tersebut 2 jam sebelum prosesi wisuda.
Kabar ini lantas menjadi pemicu amarah kekecewaan, terutama bagi mereka yang merelakan diri untuk kembali ke Malang. Tak sedikit calon wisudawan membawa orang tua mereka untuk turut merayakan prosesi wisuda.
Banyak dari mereka yang merasa gundah gulana karena pemberitahuan yang mendadak ini. Sebagaimana yang terlihat di kolom komentar akun instagram @ummcampus, banyak ungkapan kekecewaan yang muncul dari para mahasiswa UMM.
Seperti yang dituliskan akun @etiksariyanti, “kecewa itu pasti, malah kita sudah lakukan rapid sampe 2 kali untuk persiapan wisuda, tapi mau bagaimana lagi keadaan yang tidak memungkinkan”.
“Gue sedih-sedihnya, mati-matian ngerjain skripsi biar bisa cepet wisuda dan rasain wisuda yang juga bisa bikin orang rumah bangga. H- berapa hari malah begini, nggak adil sebenarnya dibandingkan yang dapat hari sebelumnya. Cuma bisa nangisin segalanya yang sudah disiapkan termasuk biaya buat orang tua kesini (Malang) yang ngga sedikit” tulis akun @desiamalyawido.
Hal senada juga disampaikan oleh akun @faesalwardana, “Sedih sih wisudaku hari ini nggak dirayain, sudah orang tua ngga dateng, Cuma berharap teman-teman doang yang dateng, eh malah gajadi. Mau emosi tapi gaada gunanya juga. Semoga Allah mengganti kekecewaanku dengan kabar baik yang lain. Terima kasih UMM sudah menjadi tempat ku belajar selama 4 tahun. Semoga UMM menjadi lebih baik lagi”.
Perasaan simpati serta empati juga datang dari mahasiswa lain yang belum wisuda, seperti yang diungkapkan akun @dinafajrinaaa, “Kasihan wisudawan-wisudawati beserta keluarga yang sudah jauh-jauh ingin datang ke momen bahagia”.
Kata maaf pun sudah disampaikan oleh pihak kampus melalui Wakil Rektor III, Dr. Nur Subeki melalui video yang diunggah akun Instagram resmi UMM. Namun dirasa permintaan maaf itu tidak cukup untuk membuat calon wisudawan berlapang dada.
Beberapa mahasiswa menginginkan agar uang wisuda dikembalikan atau minimal ada kompensasi bagi calon wisudawan yang wisudanya dibatalkan. Sebagaimana telah diketahui, bahwa sebelum wisuda, mahasiswa diharuskan membayar uang sebesar 850.000 rupiah.
Belum lagi ongkos yang dikeluarkan calon wisudawan untuk melakukan rapid test, rias wajah maupun kebutuhan lain yang digunakan untuk wisuda. Nada-nada kekecewaan seperti ini akan terus mengudara sampai pihak kampus memberikan kejelasan akan penundaan wisuda periode IV.
*Kontributor adalah Tim Riset Lintas Batas yang melakukan elaborasi terkait isu terkini di kampus.
Discussion about this post