International Women’s Day atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tanggal 8 Maret di tiap tahunnya. Pada tanggal tersebut merupakan kesempatan bagi perempuan untuk bersatu memperingati pencapaian di berbagai aspek serta menyuarakan hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan.
Sabtu (09/03/2020), sebanyak 60 orang yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Perempuan Bersama Rakyat (GEMPUR) menggelar aksi longmarch dan mimbar bebas disekitar kampus UMM. Aksi ini dilakukan dalam rangka memperingati IWD yang jatuh sehari sebelumnya. “Aksi momentual ini merupakan aksi kampanye kepada civitas akademik dan masyarakat luas” ujar Siska selaku Humas aksi.
Diawali dengan mimbar bebas didepan Perpustakaan UMM, massa kemudian bergerak menuju GKB 1 dan 2, kemudian diakhiri dengan orasi terbuka di depan terminal Landung Sari. Massa terdiri dari himpunan berbagai organ seperti IMM “Aufklarung” Teknik, IMM “Adolesensi” FPP, IMM “Supremasi” Hukum, IMM “Fastcho” FEB, IMM “Raushan Fikr” FKIP, IMM “Renaissance” FISIP, SMI UMM, PEMBEBASAN, Gemar Desa, BEM FT UMM, dan HMJ B. Inggris UMM.
Uniknya, aksi ini tidak hanya diikuti kaum perempuan saja, beberapa lelaki juga ikut bergabung dalam rangka peringatan IWD tersebut. Mereka membagikan selebaran dan bunga mawar sebagai bentuk kampanye dan edukasi terhadap massa luas. Adapun isu yang mereka angkat adalah “Hapus Segala Bentuk Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan”.
Kekerasan memang masih menjadi isu yang melekat dengan perempuan. Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi Nasinoal Perempuan Indonesia pada tahun 2019, terjadi 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Angka tersebut menunjukkan bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum teredukasi mengenai pentingnya menegakkan HAM tanpa melihat gender. “Kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia belum ditangani secara serius, seperti isu buruh AICE yang baru-baru ini terjadi”, imbuh Siska.
Belum lagi persoalan mengenai RUU yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat seperti RUU Ketahanan Keluarga, RUU PKS dan RUU Cipta Lapangan Kerja. Kedepannya, Siska berharap kekerasan terhadap perempuan tidak terjadi lagi di Indonesia, dan kasus kekerasan terhadap perempuan segera ditindak dengan tegas.
Discussion about this post