Pada suatu saat, saya pergi ke Toko Buku (TB) Togamas Dieng, Malang. Saya memang suka pergi ke TB. Bahkan saat menjadi mahasiswa, saya pernah menamatkan membaca sebuah judul buku dengan beberapa kali mengunjungi TB Walisongo di Jalan Laksda Adi Soetjipto Yogyakarta tahun 1989.
Di TB Togamas, Malang tersebut saya masuk dari pintu sebelah utara. Setelah masuk melewati pintu utama perhatian saya terpusat pada tumpukan buku berwarna hijau dengan ada tulisan “Best Seller” di atas tumpukan buku itu.
Sebagai orang yang terbiasa ke TB, perhatian awal saya memang ada buku-buku yang ditumpuk. Tentu ada maksud tertentu dari TB itu. Entah buku best seller atau buku yang baru terbit. Tak terkecuali saya. Maka, saya melihat buku tumpukan warna hijau tersebut.
Saya kemudian mendekat. Buku warna hijau yang menjadi pusat perhatian saya berjudul Kambing Jantan Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh, penulisnya bernama Raditya Dika.
Saya pernah mendengar nama itu lewat blog dan sesekali di televisi. Seorang komedian, penulis aktif di blog dan punya cita-cita utama pacaran dengan Britney Spears.
Seperti biasanya saya memegang dan membuka sampul belakang buku yang berisi ringkasan buku. Saya baca. Kok aneh bahasanya? Pikir saya waktu itu.
Aneh menurut saya karena bahasa yang digunakan bahasa gaul, khas anak muda. Sebagai orang yang tak biasa dengan bahasa itu saya merasa buku itu aneh.
Coba simak ringkasan di sampul bukunya halaman belakang.
“Esok paginya, ternyata jerawat gw makin banyak!!!! Tidakkkk…rupanya ada yang infeksi gitu soalnya si tukang salon salah ngasih obat…Nyokap gw langsung panik, mulai saat itu dia tiap malem bersiin muka gw pake lotion ama toner pembersih. Ajaibnya setiap kali dibersiin ama dia, paginya pasti jerawat gw berkurang banyak sekali!!!!”
Aneh bukan bahasanya? Saya tak tertarik. Bahasa yang aneh. Sombong banget TB Togamas mengatakan kalau buku itu best seller. Lalu saya pergi ke lantai 2 tempat rak buku-buku komunikasi.
Rak lain yang biasa juga saya kunjungi sosial, politik, agama, dan novel. Ini kegiatan saya jika ke TB. Ada kalanya membeli, ada kadang hanya berkunjung dan melihat-lihat semata.
Saya senang ke TB karena tak jarang memicu saya untuk tertantang menulis buku. Ini rahasia saya menulis. Dalam TB sering saya melihat buku-buku baru. Dengan melihat buku itu saya jadi tertantang.
Entah kok sampai begitu. Tetapi saya sungguh menikmatinya. Kunjungan ke TB sering membangkitkan adrenalin untuk menulis dan terus menulis. Ini rahasia para penulis yang selama ini disembunyikan.
Karena kebutuhan saya sudah selesai saya pulang. Pulang dengan berbagai pertanyaan tentang buku warga hijau berjudul Kambing Jantan.
Buku yang neh. Setidaknya menurut saya. Pertanyaan yang sedikit menyangsikan keberadaan buku itu dan juga aneh dengan sudut pandang saya selama ini.
Sang Pejantan
Satu setengah bulan kemudian saya kembali ke TB Togamas. Saat memasuki depan penitipan barang mata saya tertuju lagi pada tulisan best seller.
Seperti biasanya saat ke TB. Saya terkejut saat melihat buku warna hijau berjudul Kambing Jantan. Tumpukannya masih banyak. Jangan-jangan tidak laku.
Saya penasaran lagi, kenapa masih diletakkan di lokasi buku-buku best seller? Saya makin penasaran. Saya pegang bukunya dan iseng-iseng buka data identitas buku di halaman awal. Sontak saya kaget.
Buku itu sudah cetak ulang ke-23 hanya dalam waktu tiga tahun (terbit pertamakali tahun 2005). Tanpa pikir panjang saya mengambil dan mau membelinya. Meski tetap dengan pertanyaan yang berputar di kepala.
Saya tidak berpikir untuk mempertimbangkan buku itu dengan membuka segel plastiknya. Pokoknya saya akan membeli Kambing Jantan. Saya hanya membeli buku itu,lalu pulang.
Rasa penasaran saya makin memuncak. Begitu masuk rumah, saya langsung buka buku Kambing Jantan tersebut dengan agak tergesa-gesa.
Saya buka acak. Membaca dan sekilas dan selesai dalam waktu 5 menit. Lalu buku saya letakkan di rak dan tak saya buka kembali.
Apa yang menarik dari buku karya Raditya Dika tersebut? Buku itu di mata saya memang aneh. Tentu sudut pandang subjektivitas saya saja.
Tetapi mengapa menjadi buku best seller? Mengapa juga saya harus membelinya? Ini pertanyaan yang segera saya ajukan dan saya cepat mendapat jawaban pula.
Saya berkesimpulan bahwa buku Kambing Jantan, meski saya anggap aneh, punya pasar pembaca sendiri. Tentu bukan model pembaca seperti saya.
Bukan lagi soal buku itu aneh, tetapi referensi saya saja yang berbeda soal buku. Ini tentu soal selera. Sama dengan soal makanan. Setiap orang bisa jadi berbeda.
Belakangan saya baru tahu kalau buku Kambing Jantan sampai dibuat film juga. Sementara saya sadar, buku-buku saya tak satupun dibuat film. Tentu saja karena buku-buku saya kebanyakan memang buku teks perkuliahan.
Saya beruntung membeli dan membaca sekilas buku Kambing Jantan. Ada makna penting bagi saya. Hal demikian sering saya ceritakan pada peserta pelatihan menulis. Juga pada teman-teman yang sedang belajar menulis. Termasuk mereka yang ragu untuk menulis.
Menulis apapun jenis tulisannya mempunyai pasar pembaca sendiri. Ini pun semakin menyemangati saya dalam menulis. Menulis bebas sesuai kemampuan. Biarlah pembaca nanti yang menilai. Penilaian bukan hanya berasal dari teman di sekitar kita saja.
Sebab, bisa jadi orang dekat kita mengatakan tulisan kita jelek. Ingat, jelek menurut sudut pandang teman kita itu saja. Hampir sama dengan prasangka saya pada buku Kambing Jantan saat saya menemukan buku itu pertama kalinya di TB Togamas.
Jadi, setiap tulisan punya pasar pembaca sendiri-sendiri, bukan? Maka calon penulis perlu kadang mengenyahkan keraguan atau ketakukan dalam menulis. Mengenyahkan kekhawatiran bahwa tulisan kita itu jelek.
Yakinlah bahwa setiap tulisan punya pasar pembaca sendiri. Tentu saja, mempertimbangkan perkataan orang lain penting. Tetapi perkataan yang tak mendukung seseorang kreatif dalam menulis harus dibuang jauh-jauh.
Sebab, tak semua orang di sekitar kita apresiatif pada seorang penulis. Penting kiranya fokus pada pilihan dan tujuan didukung dengan ketekunan. Ingat setiap tulisan punya pasar pembaca sendiri. Kitalah kambing yang benar-benar jantan itu.
______________________________
Discussion about this post