Subscribe
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
    sister city

    Program Sister City dan Dampaknya di Indonesia

    akuntan

    Di Tengah Covid 19 Akuntan Publik Dituntut Untuk Tetap Menjaga Kualitas dan Ketepatan Opini

    youtube

    YouTube Jadi Solusi Efektif Raih Kesuksesan Kala Pandemi

    gisel gender

    19 Detik dan Efek Domino Kekerasan Gender Berbasis Online

    Stay at Home

    2020 Adalah Tahunnya Introvert

    abdul mukti

    Abdul Mu’ti Tolak Jadi Wamendikbud: Antara Kemampuan Diri Atau Porsi Yang Kurang Seimbang ?

    protocol montreal

    Protokol Montreal: Langkah Penyelamatan Lapisan Ozon

    demokrasi

    Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis

    political awareness

    Omnibus Law dan Bangkitnya Political Awareness Kaum Muda Milenial

  • MILD
    outdoor

    Tipe-Tipe Manusia Yang Siap Melengkapi Kegiatan Outdoor Mu

    Meganthropus Bahagia

    Aku Adalah Meganthropus dan Aku Bahagia

    kopi jin ifrit

    Warung Kopi, Jin Ifrit dan Keluh Kesah Batman

    mahasiswa indie

    Mahasiswa Indie Menggugat: Folk Senja Tai Kucing

    lagu lagu Malang

    Beberapa Lagu Yang Membuatmu Tidak Bisa Melupakan Malang

    diego maradona

    Maradona Memang Legenda, Tapi Dia Bukan Dewa

    Dear Mahasiswa

    Dear Mahasiswa Yang Banyak Gaya Sedikit Usaha

    UGM

    UGM Tidak Kemana-mana Tapi Ada Dimana-mana

    ruu minumal beralkohol

    Pengen Mabuk Kok Dilarang: Sebuah Telaah Tidak Kritis Tentang RUU Minuman Beralkohol

  • GKB
    gaga wisuda

    Perasaan Gundah Gulana Dibalik Penundaan Wisuda UMM

    Biaya Kuliah dan Hotspot

    Biaya Kuliah dan Hotspot

  • Lipsus
    pesmaba

    Kebijakan “Paling Berani” Bernama Pesmaba UMM Luring 2020

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

  • Resensi
    resensi the call

    Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

    perguruan ringgi

    Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

    Little Forest

    Little Forest, Bersua Kembali Menuju Kampung Halaman

    Digugat

    Muhammadiyah “Digugat”

    modus anomali

    Modus Anomali, 24 Jam Permainan Hidup dan Mati

    kepemimpinan

    Hadapi Krisis Kepemimpinan dengan Meneladani Para Nabi

    Offside: Kisah Diskriminasi Perempuan dalam Sepak Bola Iran

    Offside: Kisah Diskriminasi Perempuan dalam Sepak Bola Iran

    Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

    Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

    Kehidupan Binatang dalam Komunisme

    Kehidupan Binatang dalam Komunisme

  • Resah
    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

  • Silam
    ham

    Keadilan HAM di Papua: Antara Impian dan Kenyataan

    nasib sendiri

    Papua dan Keadilan: Mengapa Ada Keinginan Menentukan Nasib Sendiri?

    Nagorno-Karabakh

    Perang Kepentingan di Nagorno-Karabakh

    suara muhammadiyah

    Suara Muhammadiyah: Seabad Lebih Menyinari Literasi Negeri

    mesin cetak

    Revolusi Mesin Cetak, Beri Akses Pengetahuan dan Ilmu Pada Semua Orang

    indonesia raya

    Indonesia Raya, Lisensi Hak Ciptanya Dicuri Pemerintah

  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
    sister city

    Program Sister City dan Dampaknya di Indonesia

    akuntan

    Di Tengah Covid 19 Akuntan Publik Dituntut Untuk Tetap Menjaga Kualitas dan Ketepatan Opini

    youtube

    YouTube Jadi Solusi Efektif Raih Kesuksesan Kala Pandemi

    gisel gender

    19 Detik dan Efek Domino Kekerasan Gender Berbasis Online

    Stay at Home

    2020 Adalah Tahunnya Introvert

    abdul mukti

    Abdul Mu’ti Tolak Jadi Wamendikbud: Antara Kemampuan Diri Atau Porsi Yang Kurang Seimbang ?

    protocol montreal

    Protokol Montreal: Langkah Penyelamatan Lapisan Ozon

    demokrasi

    Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Negara Yang Demokratis

    political awareness

    Omnibus Law dan Bangkitnya Political Awareness Kaum Muda Milenial

  • MILD
    outdoor

    Tipe-Tipe Manusia Yang Siap Melengkapi Kegiatan Outdoor Mu

    Meganthropus Bahagia

    Aku Adalah Meganthropus dan Aku Bahagia

    kopi jin ifrit

    Warung Kopi, Jin Ifrit dan Keluh Kesah Batman

    mahasiswa indie

    Mahasiswa Indie Menggugat: Folk Senja Tai Kucing

    lagu lagu Malang

    Beberapa Lagu Yang Membuatmu Tidak Bisa Melupakan Malang

    diego maradona

    Maradona Memang Legenda, Tapi Dia Bukan Dewa

    Dear Mahasiswa

    Dear Mahasiswa Yang Banyak Gaya Sedikit Usaha

    UGM

    UGM Tidak Kemana-mana Tapi Ada Dimana-mana

    ruu minumal beralkohol

    Pengen Mabuk Kok Dilarang: Sebuah Telaah Tidak Kritis Tentang RUU Minuman Beralkohol

  • GKB
    gaga wisuda

    Perasaan Gundah Gulana Dibalik Penundaan Wisuda UMM

    Biaya Kuliah dan Hotspot

    Biaya Kuliah dan Hotspot

  • Lipsus
    pesmaba

    Kebijakan “Paling Berani” Bernama Pesmaba UMM Luring 2020

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    SKPI, Antara Penting atau Jalan Pintas

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    KSM Cetak Sendiri, Efesiensi Alasan Utamanya

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

    Begini Penjelasan Bobot SKPI UMM Untuk Beragam Kegiatanmu di Ekstra dan Intra Kampus

  • Resensi
    resensi the call

    Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

    perguruan ringgi

    Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

    Little Forest

    Little Forest, Bersua Kembali Menuju Kampung Halaman

    Digugat

    Muhammadiyah “Digugat”

    modus anomali

    Modus Anomali, 24 Jam Permainan Hidup dan Mati

    kepemimpinan

    Hadapi Krisis Kepemimpinan dengan Meneladani Para Nabi

    Offside: Kisah Diskriminasi Perempuan dalam Sepak Bola Iran

    Offside: Kisah Diskriminasi Perempuan dalam Sepak Bola Iran

    Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

    Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

    Kehidupan Binatang dalam Komunisme

    Kehidupan Binatang dalam Komunisme

  • Resah
    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Mahasiswa Kampus Putih Menggugat

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

    Surat Terbuka Untuk Bapak dan Ibu Dosen UMM

  • Silam
    ham

    Keadilan HAM di Papua: Antara Impian dan Kenyataan

    nasib sendiri

    Papua dan Keadilan: Mengapa Ada Keinginan Menentukan Nasib Sendiri?

    Nagorno-Karabakh

    Perang Kepentingan di Nagorno-Karabakh

    suara muhammadiyah

    Suara Muhammadiyah: Seabad Lebih Menyinari Literasi Negeri

    mesin cetak

    Revolusi Mesin Cetak, Beri Akses Pengetahuan dan Ilmu Pada Semua Orang

    indonesia raya

    Indonesia Raya, Lisensi Hak Ciptanya Dicuri Pemerintah

  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result

Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

Pembagian kerja dan peran diciptakan sesuai seks dan umur. Lelaki yang lebih superior dan mengobjektifikasi perempuan. Sistem ini awet dan mengakar menjadi budaya masyarakat.

Redaksi by Redaksi
15/06/2020
in Resensi
1 0
0
Simbol Kedigdayaan Perempuan dalam Film Marlina: The Murderer in Four Acts

Visual grafis oleh Dhia Amira

264
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Judul Film: Marlina, The Murderer in Four Acts
Sutradara: Mouly Surya
Produser: Rama Adi & Fauzan Zidni
Penulis: Mouly Surya& Rama Adi
Pemeran: Marsha Timothy, Dea Panendra, Yoga Pratama, Egi Fedly
Durasi: 90 Menit
Klasifikasi LSF: 17+
Rilis di bioskop: 16 November 2017
Resentator: Dhia Amira*

Berlatar di padang sabana Sumba, Indonesia, Marlina (Marsha Timothy), seorang janda yang ditinggal mati suaminya dan anaknya. Ia hidup seorang diri dengan mumi suaminya dipojok ruangan rumahnya.

Perjalanan Marlina dalam menebus keadilan bagi dirinya terbagi dalam empat babak, perampokan, perjalanan, pengakuan dan kelahiran.

Related articles

Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

Dikisahkan, setelah ditinggal sang suami dan menjanda, di babak pertama, datang seorang perampok bernama Markus (Egi Fedli).

Datangnya Markus disertai ancaman verbal, Ia mengabarkan bahwa teman-temanya akan datang dan membawa ternaknya dengan bonus meniduri Marlina.

Kemudian Markus meminta Marlina agar memasak makan malam untuknya dan teman-temanya. Markus lalu menempatkan dirinya dikamar Marlina.

Keempat perampok lain duduk di tengah rumah Marlina menunggu dilayani. Sedang satu orang sisanya masih mengurusi ternak yang ingin mereka ambil.

Marlina, seorang perempuan janda, tentu tau Ia tidak berdaya. Marlina seorang perempuan janda, dianggap rendah sehingga hanya pantas untuk memenuhi kebutuhan lelaki sebagai pelayan kasur dan dapur.

Namun, Marlina tahu bagaimana harus mengambil langkah? Bagaimana harus memulai perlawanan? Tanpa emosi yang menggelegak, Marlina bersikap seolah menuruti kemauan mereka.

Setelah sempat bersolek didalam kamar. Marlina melenggang ke dapur dan di dapur itulah, terlihat Marlina memulai perlawananya.

cinesurya

Menyajikan sajian kematian. Keempat perampok tewas setelah memakan masakan Marlina. Sedang Markus, kepalanya ditebas tanpa ampun oleh Marlina sesaat Ia memperkosanya.

Kepalanya terlempar dan darahnya bercecer, menggambarkan kedigdayaan yang mulai tumbuh di dalam diri Marlina.

Adegan babak kedua dimulai saat Marlina, dengan menjinjing kepala Markus pergi menuju kantor polisi. Berpapasan dengan Novi (Dea Panendra) yang memaksa Marlina menceritakan masalahnya.

Novi sendiri, tengah hamil 10 bulan dan tak kunjung melahirkan bayinya hingga dijauhi oleh suaminya sendiri. Meski begitu, Novi sebagai seorang istri tetap menjaga kesetiaanya meskipun Ia diperlakukan demikian.

Franz (Yoga Pratama) salah satu perampok yang mengurus ternak, mendapati rekanya Markus dalam keadaan mengenaskan, tanpa kepala. Dibaluti emosi yang menggebu Ia menyusul dan mencari Marlina.

Marlina turun dari truk yang mengangkut beberapa orang ke kota agar tak terkejar Franz. Kemudian melanjutkan perjalananya dengan berkuda.

Nampak, Marlina memikul beban yang selama ini Ia pendam dan dengan berani Ia melawan itu semua. Mengharapkan keadilan bagi dirinya. Dari sinilah babak ketiga dimulai.

cinesurya

Marlina sebagai perempuan janda yang jauh dari perkotaan tentu terlalu lugu untuk memahami bagaimana rupa keadilan.

Babak ini menggambarkan bagaimana naifnya masyarakat terhadap aparat berseragam. Bahkan Ia diabaikan begitu sampai di kantor polisi.

Meskipun, laporan yang diajukanya tetap didengar. Namun, aparat bersikap apatis. Tanggapan aparat tanpa empati yang Ia dapat, meruntuhkan harapnya bersama jinjingan kepala Markus yang dibawanya.

Disisi lain, Novi dan penumpang truk lain terpojok oleh Franz. Novi dengan ketidakberdayaanya tetap kekeh untuk tidak membuka mulutnya hingga Franz menjebaknya dengan menipu suaminya.

Begitu rumit posisi seorang perempuan hamil tua yang tidak dipercaya sang suami. Bahkan, suaminya tidak memberi semangat secara lahir dan batin kepadanya. Beranjak ke babak empat, kelahiran.

Kandungan Novi menunjukkan tanda-tanda kelahiran. Franz membawanya dan menjadikanya umpan agar Marlina datang membawa kepala Markus.

Begitu Marlina datang, Franz menahan mereka untuk pergi dan meminta Novi memasakkan sesuatu sedang Marlina disandra di dalam kamar.

Kedigdayaan tidak berhenti sampai disitu. Di dapur, Novi mendengar jeritan Marlina yang akan diperkosa franz. Dalam keadaan hamil tua, Novi beranjak dari dapur menuju kamar.

Dengan menghunus golok, Ia penggal kepala Franz persis saat Ia hendak memerkosa Marlina. Kematian Franz menggiring kelahiran bayi Novi.

Penggambaran sisi lain dari perempuan

Berbicara tentang gender, akan bermuara pada peran perempuan dalam ranah domestik. Dapur seakan-akan menjadi sentral kegiatan perempuan dalam hal tersebut.

Dalam Marlina, The Murderer in Four Acts ini, dapur seolah dijadikan penggambaran yang kuat bagaimana perempuan mempertahankan dirinya ditengah-tengah sistem patriarki yang membelenggunya. Dapur digambarkan sebagai langkah perempuan mempertahankan harga dirinya.

Pembagian kerja dan peran diciptakan sesuai seks dan umur. Lelaki yang lebih superior dan mengobjektifikasi perempuan. Sistem ini awet dan mengakar menjadi budaya masyarakat.

Film ini membawa penonton melihat sisi lain dari konstruk sosial yang terbentuk terhadap perempuan. Film ini membuang pandangan bahwa kasur dan dapur merupakan simbol kelemahan.

Marlina dan Novi adalah representasi dari perempuan yang mendobrak paradigma tersebut. Mereka tidak lemah, mereka punya keberanian dan mereka bisa melindungi dirinya sendiri.

Mouly Surya, selaku sutradara membungkus cerita Marlina dalam film, yang ingin menyampaikan bahwa seks atau kelamin memanglah kodrat. Namun gender hanyalah konsutruksi sosial.

Skenario dari Marlina: The Murderer in Four Acts ditulis oleh Mouly Surya dan Rama Adi (Produser) dari naskah asli garapan Garin Nugroho. Bukan soal mengenai kualitas cerita yang dibawakan.

*Resentator adalah Mahasiswi Program Studi Film dan Televisi,
Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Instagram:
arrz40

Tags: GenderKeperempuananMarlinaresensi film
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email lintasbatas.media@gmail.com.

Related Posts

resensi the call
Resensi

Ketika Teror Bermula Dari Sebuah Panggilan Telepon

by Redaksi
09/01/2021
0

Judul film : The Call Sutradara : Lee Chung-hyun Penulis : Lee Chung-hyun Produser : Syd Lim, Jeong Hui-sun Pemeran :...

Read more
perguruan ringgi

Peran Perguruan Tinggi Sebagai Engine of Growth

05/01/2021
Little Forest

Little Forest, Bersua Kembali Menuju Kampung Halaman

31/12/2020
Digugat

Muhammadiyah “Digugat”

27/11/2020
modus anomali

Modus Anomali, 24 Jam Permainan Hidup dan Mati

30/09/2020

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Popular Post

  • songgoriti

    Apa Salahnya Memanjakan Tubuh di Songgoriti?

    0 shares
    Share 290 Tweet 181
  • Di Tengah Covid 19 Akuntan Publik Dituntut Untuk Tetap Menjaga Kualitas dan Ketepatan Opini

    0 shares
    Share 7 Tweet 4
  • Ramai-Ramai Share Buku PDF Gratis, Nyolong Kok Diumumin

    0 shares
    Share 155 Tweet 97
  • Saya Ngobrol Langsung dengan Mantan ‘Ayam Kampus’ Tentang Harga Sekali Pakai

    0 shares
    Share 180 Tweet 112
  • YouTube Jadi Solusi Efektif Raih Kesuksesan Kala Pandemi

    0 shares
    Share 3 Tweet 2
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Lintas Batas, Dari Sudut Pandang Realitas

© 2018-2020 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2020 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist