Thursday, June 30, 2022
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home Opini

Sisi Lain dari Wabah Covid-19

Redaksi by Redaksi
28/03/2020
in Opini
Dibaca Dalam: 2 menit
0 0
A A
0
Sisi Lain dari Wabah Covid-19

Visual Grafis oleh Dhia Amira

255
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Oleh: Baikuni Alshafa*

Sejak Covid-19 dinyatakan masuk melanda indonesia pada minggu pertama bulan Maret 2020. Jumlah pasien positif hingga kini menjadi 579 (bisa bertambah ataupun berkurang). Korban meninggal saat ini meningkat sementara sudah 102 orang, sedangkan yang sembuh 59 orang. Angka ini boleh diperdebatkan dan bisa dibandingkan dengan Negara-negara terjangkit Pandemi yang serupa, dimana kurang lebih 121 Negara, Dunia dibuat kacau.

Di Indoneesia, wabah Covid-19 menyimpan berbagai cerita, salah satunya adalah masyarakatnya akhirnya gemar melakukan parodi di media sosial, seperti yang satu ini, “Gara gara corona arek sekolah prei, dodolanku sepi, gak onok sing tuku, aku wes gak nduwe duwek. Yow opo iki lur” (Karena Coronavirus anak sekolah libur, jualan saya sepi, tidak ada yang beli, saya sudah tidak punya uang. bagaimana ini saudara).

“Corona-corona, goro-goro awakmu masker dadi longko, regane dadi larang, ngalah-ngalahne regone mutiara”. Opo maneh semprotan tangan iku wes podo larang“, (Corona-corona, gara-gara kamu masker jadi langka, harganya mahal bisa mengalahkan harganya mutiara. Apalagi hand sanitizer juga ikut mahal). Begitulah petikan sebagian dari candaan sekaligus curhatan, menyikapi situasi pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dimata masyarakat. Parodi masyarakat yang dilakukan dibeberapa media sosial menggambarkan situasi saat ini. Sekilas menghibur, namun disadari atau tidak menjadi kenyataan yang dirasakan olehnya.

Sontak pemerintah serta masyarakat berbondong-bondong untuk social distancing (jaga jarak), hal ini penting untuk mencegah pandemi semakin meluas. Namun, dibalik wabah covid-19 yang melanda, ada yang luput dan tidak masuk dalam hitungan serta tanggungan negara. Dimana selain pencegahan dan membayar hutang semakin menumpuk sejalan dengan nilai tukar Rp16.500;00/U$D terhadap dolar, yang mungkin negara luput ialah, tapi saya tulis diakhir saja ya?

Setiap negara yang terkena dampak, sudah pasti berupaya mengusir pandemi jahat ini dari kemurkaannya dimuka bumi. Karena jika tak kunjung terusir, maka akan semakin membuat lumpuh perekonomian dunia, eh sudah hampir lumpuh ya? Tanpa harus perang konvensional ala perang dunia kedua tempoe doeloe. Katanya menurut banyak literatur, perekonomian menjadi lumpuh serta krisis kemanusiaan menjadi akut. Semoga saja Indonesia tidak ikut lumpuh, dan tetap sehat Wal aafiaat, amin.

Baca juga:

Zelensky, Ambisi Kedaulatan, dan Proyeksi Perdamaian Rusia-Ukraina

Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

Namun tanda itu mulai menuai gejala dirasakan oleh banyak orang, seperti parodi masyarakat diatas (parodi di medsos). Oke memang benar pemerintah dan sebagian stack holder mengkampanyekan untuk social distancing dan diam dirumah, serta tempat-tempat keramaian dipaksa diberhentikan.

Bahkan tenaga medis pun dengan semangat keberaniannya membuat jargon “Biar saya yang disini, kalian dirumah saja“. Memang semestinya harus begitu, ahlinya bekerja untuk menolong orang terjangkit positif Covid-19, yang bukan ahlinya (tenaga pendukung) cukup diam dirumah. Begitulah idealnya.

Namun menyambung tanggungan negara yang luput tadi, masih ada pertanyaan kecil yang nyumpel (ganjil) mewakili parodi diatas. Bagaimana mau diam dirumah jika untuk makan dirumah saja susah. Tolong dong negara bantu jawab. Jika yang bekerja saja gajinya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. Bagaimana dengan orang yang pengangguran? Cukupkah bertahan dengan mengisolasi diri selama 14 hari dirumah? Siapa yang mau memberikan makan masyarakat jika semua harus diam dirumah, dilematis juga sih? Kecuali pemerintah mau mensubsidi kebutuhan masyarakat, selama pandemi Covid-19 ini melanda, sehingga yang mengisolasi diri dirumah juga tercukupi untuk bertahan hidup.

*Penulis adalah aktivis dan kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

 

ADVERTISEMENT
Tulisan ini telah dimuat di Malangtimes.com pada tanggal 24 Maret 2020.
Tags: Covid-19IndonesiaSosial Distancing
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

Opini

Zelensky, Ambisi Kedaulatan, dan Proyeksi Perdamaian Rusia-Ukraina

by Baikuni Alsfaha
06/03/2022
pendidikan muhammadiyah
Opini

Tantangan Pendidikan Bagi Muhammadiyah di Masa Pandemi

by Redaksi
20/02/2021
Narkoba
Opini

Narkoba dan Sisi Lain Kehidupan

by Redaksi
30/01/2021
pemekaran
Opini

Untung Rugi Pemekaran Daerah di Saat Pandemi

by Redaksi
26/01/2021
Bencana Alam
Opini

Bencana Alam: Antara Ulah Manusia atau Takdir Tuhan

by Redaksi
26/01/2021

Discussion about this post

YPI Al Multazam HK Launching Buku Bunga Rampai

26/04/2022

Ada Juri Hafiz Indonesia di Milad YPI Al-Multazam HK Kuningan

26/04/2022

Milad YPI Al-Multazam HK Dihiasi 20 Kali Khatam Al Quran

26/04/2022
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist