Friday, July 8, 2022
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home

Tato dan Tindik Gak Seseram Itu Kok!

Oleh: Ahmad Ashim Muttaqin* | Sejak kepemimpinan era orde baru, di mana orang yang bertato, selalu dianggap sebagai preman atau berandalan, sehingga menjadi sasaran empuk Penembak Misterius atau Petrus

Redaksi by Redaksi
20/08/2020
in MILD
Dibaca Dalam: 2 menit
1 0
A A
0
Tato dan Tindik

Photo by Bayron Morales Linares on Unsplash

383
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Ketika mendengar kata tato dan tindik, mungkin yang muncul di benak masyarakat adalah sifat yang buruk. Seperti preman, berandalan, tak punya etika, urakan dan sebutan negatif lainnya. Padahal sejatinya, tato dan tindik tak bisa menjadi tolak ukur sifat seseorang.

Stigma negatif tersebut memang sudah menjadi kultur turun temurun. Terutama sejak kepemimpinan era orde baru, di mana orang yang bertato, selalu dianggap sebagai preman atau berandalan, sehingga menjadi sasaran empuk Penembak Misterius atau Petrus.

Mereka berdalih dengan hilangnya preman di masyarakat, maka kekerasan dan kejahatan bisa dibendung. Namun, nyatanya justru dengan hilangnya preman, mereka semakin leluasa untuk melakukan kejahatan dan kekerasan atas nama pemerintah. Disadari atau tidak, preman tidak akan pernah hilang. Hanya saja berevolusi menjadi model preman yang baru seperti preman berdasi.

Dan harus kita akui bersama, bahwa orang yang bertato belum tentu preman. Runtuhnya rezim orde baru yang berhasil membuka kran kebebasan, menjadi titik terang untuk menyalurkan berbagai kreatifitas tanpa adanya pagar yang membatasi. Termasuk kreatifitas untuk menggambar dengan media badan.

Ketika dulu orang bertato dari bagian dalam tubuh sampai luar, sekarang orang bertato mulai dari luar menuju tubuh bagian dalam. Orang tak malu lagi untuk memiliki tato dilengan dan dileher sehingga bisa menjadi galeri berjalan yang bisa dinikmati semua orang.

Nasib tato tak jauh berbeda dengan tindik, menjadi semacam tanda pengenal bahwa mereka bukanlah orang baik-baik. Padahal sejatinya, bertato dan bertindik adalah kebebasan setiap orang dan tentunya harus menerima segala konsekuensinya.

Baca juga:

Laki-Laki Diuntungkan Budaya Patriarki, Ngapain Repot Memperjuangkan Kesetaraan Gender?

Kartini dan Pertanyaan Kapan Nikah

Termasuk konsekuensi dalam dunia kerja. Saya menyadari hal tersebut ketika mengantarkan kawan saya untuk memanjakan jarum tato di lengannya. Sebelum artis tato tersebut merajah jarumnya, ia meyakinkan bahwa pelanggannya tersebut siap menerima konsekuensi memiliki tato permanen.

Bagaimana respon keluarga, reaksi masyarakat, dan tuntutan dunia kerja, apakah ia siap dengan semua itu. Jika siap, maka artis tato tersebut mulai bekerja sesuai dengan request gambar pelanggan.

Hanya saja tindik masih lebih beruntung daripada tato. Karena tindik masih bisa dilepas-pasang. Namun, beberapa perusahaan dan instansi sangat teliti dalam rekrutmen calon karyawannya, sehingga telinga kadangkala diberi sinar senter agar bisa terlihat, telinga anda berlubang atau tidak.

Memang dalam berbagai jenis pekerjaan, tidak ada keterangan yang spesifik mengenai aturan tato dan tindik. Tapi hal ini kadangkala menjadi sebuah aturan tak tertulis, menjadi norma yang berlaku di lingkungan tersebut, Sehingga tato dan tindik menjadi sebuah hal tabu.

Saya pribadi memang memakai tindik, dan bukan sebagai ajang gaya-gayaan. Sebagai penganut aliran punk, saya merasa ada idealisme yang harus dijaga. Tindik menjadi simbol perlawanan terhadap tatanan nilai sosial yang ada. Sekaligus menjadi simbol membebaskan diri dari semua tata dan norma yang membelenggu.

Hal ini bukan berarti melawan peraturan yang sah, hanya saja tidak semua hal pribadi perlu diatur. Ada kalanya kita sebagai manusia memiliki kuasa atas tubuh yang kita miliki. Toh bertato dan bertindik juga tidak merugikan orang lain.

ADVERTISEMENT

Akhir kata, mari ubah persepsi kita terkait tato dan tindik, sehingga kita bisa tetap bergotong-royong tanpa memandang cara berpenampilan orang lain. Di umur bangsa yang ke 75 ini, sudah tidak keren lagi ketika kita terpecah belah hanya perkara gaya berpenampilan. Merdeka!

________________________

*Kontributor adalah Ketua Tim Riset LintasBatas.co
Instagram: masaqin_
Tags: kebebasanMerdekaorde barupremanpunktatotindik
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

budaya patriarki
MILD

Laki-Laki Diuntungkan Budaya Patriarki, Ngapain Repot Memperjuangkan Kesetaraan Gender?

by Redaksi
20/05/2021
Kartini Nikah
MILD

Kartini dan Pertanyaan Kapan Nikah

by Redaksi
06/05/2021
mahasiswa ulang tahun
MILD

Stop Meminta Traktiran Pada Mahasiswa yang Ulang Tahun

by M Firmansyah Subandari
21/02/2021
mahasiswa umm minimalis
MILD

Kiat Hidup Minimalis ala Mahasiswa UMM

by Ahmad Ashim Muttaqin
29/09/2021
vaksin tsunade
MILD

Kami Lebih Butuh Tsunade Daripada Vaksin

by Ahmad Ashim Muttaqin
15/02/2021

Discussion about this post

YPI Al Multazam HK Launching Buku Bunga Rampai

26/04/2022

Ada Juri Hafiz Indonesia di Milad YPI Al-Multazam HK Kuningan

26/04/2022

Milad YPI Al-Multazam HK Dihiasi 20 Kali Khatam Al Quran

26/04/2022
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist