Friday, July 8, 2022
LintasBatas.co
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
LintasBatas.co
No Result
View All Result
Home Rilis

Masyarakat Mestinya Bebas Melek Terkait Komunisme, Radikalisme dan Kapitalisme

Redaksi by Redaksi
01/04/2020
in Rilis
Dibaca Dalam: 2 menit
165 1
A A
0
Masyarakat Mestinya Bebas Melek Terkait Komunisme, Radikalisme dan Kapitalisme

Photo by Ben White on Unsplash

309
SHARES
2.4k
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Razia terhadap buku yang dianggap mempropagandakan ideologi Komunisme di Kediri, Jawa Timur menuai banyak tanggapan dari berbagai kalangan. Khususnya dari kalangan intelektual. Razia yang dilakukan oleh Komando Distrik Militer (Kodim) 0809 Kediri sepekan lalu, menyita beberapa buku di antaranya Komunisme ala Aidit, The Missing Link G 30 S, Siapa Dalang G30S dan Kabut G30S.

Dosen FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hutri Agustino, S.Sos., M.Si mengatakan, razia tersebut adalah lelucon bagi kalangan akademisi di era reformasi seperti saat ini. “Ini era reformasi, di mana keterbukaan informasi publik, eksistensi masyarakat madani harusnya betul-betul dihargai. Maka yang perlu dikedepankan adalah sisi-sisi edukatif dan literatif,” ungkapnya, Kamis (3/1).

Pengedukasian terhadap masyarakat, sambungnya, bisa dilakukan melalui panggung-panggung resmi. Dengan begitu, bagi pendiri Pondok Sinau Lentera Anak Nusantara tersebut, perkembangan literasi di Indonesia tentu harus dibarengi dengan kebebasan masyarakat memiliki buku. “Bagaimana masyarakat tahu bahwa Komunis berbahaya bila pengetahuan terhadap Komunis disimpan dalam peti (ditutup-tutupi, red),” katanya.

Di sisi lain, sambungnya, negara juga perlu adil dalam melindungi negara dari paham-paham yang membahayakan ideologi Pancasila. “Mengapa hanya ideologi Komunis dan Radikal yang digaungkan berbahaya? Mengapa tidak dengan Kapitalisme juga? Jangan sampai yang seolah-olah musuh Indonesia ini hanya dua (Komunis dan Radikal, red.). Sedangkan satunya melenggang,” katanya.

Simbol kebudayaan pada era Presiden Soeharto saat itu tidak diizinkan dipertontonkan di muka publik, karena dianggap Etnis Tionghoa sudah pasti Komunis. Jika saja merujuknya kepada simbol, kata dia, seharusnya Kapitalisme yang berwujud ke beberapa produk besar yang merajai pasar Indonesia, juga menjadi perhatian. Demikian Hutri menekankan pentingnya Pemerintah berlaku adil.

Ke depan, Hutri berharap ada regulasi yang jelas dan kongkrit terkait model pelarangan-pelarangan ideologi yang bertentangan dengan deologi Pancasila. “Jika buku, ya perlu dijelaskan yang seperti apa isinya dan lain (variabel penilian, red.) sebagainya,” kata Hutri. Supaya, masyarakat tidak mudah dalam menghakimi. Juga, perilaku melabeli seseorang juga harusnya terminimalisir.

Baca juga:

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara

DPP IMM Turut Berduka KRI Nanggala 402, Segera Evaluasi Panglima dan Menhan RI

Hutri menceritakan pengalamannya saat mengikuti sosialisasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Pendopo Kabupaten Malang. Ia pernah bertanya terkait status beredarnya buku-buku dengan paham Komunis. Perpusnas menjelaskan bahwa buku-buku yang berisikan paham Komunisme mendapatkan perlakuan khusus. Namun baginya, yang disebut Perpusnas, belum terjelaskan secara kongkrit.

Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB) Kabupaten Malang ini juga mengharapkan, gerakan literasi perlu dukungan yang serius dari negara. Menurutnya, penutup-nutupan terhadap sumber literasi bukanlah tindakan yang benar. “Tentu ke depan harus ada edukasi-edukasi masif ke tataran grass root. Seperti sosialisasi ideologi apa-apa saja yang bertentangan dengan Pancasila,” tukasnya.(*)

 

ADVERTISEMENT
Tags: NegaraRazia
ADVERTISEMENT
Redaksi

Redaksi

LintasBatas.co adalah kanal berita bentukan mahasiswa independen. Pembaca dapat mengirimkan tulisannya melalui email redaksi@lintasbatas.co.

Artikel Lainnya

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara
Rilis

Tolak Penambangan di Wadas hingga JHT, IMM Se-Indonesia Gelar Aksi di Depan Istana Negara

by Redaksi
01/03/2022
kri nanggala 402
Rilis

DPP IMM Turut Berduka KRI Nanggala 402, Segera Evaluasi Panglima dan Menhan RI

by Redaksi
29/04/2021
kpk mundur
Rilis

Dugaan Suap Menyeret Penyidik KPK, DPP IMM Minta Firli Bahuri Mundur dari Ketua KPK

by Redaksi
29/04/2021
Pers
Rilis

Peringati Hari Pers, Sejumlah Dosen Ilmu Komunikasi Persembahkan Karya Buku

by Redaksi
11/02/2021
PMM Desa Beji
Rilis

Manfaatkan Waktu Luang Anak-Anak, Sekelompok Mahasiswa Tawarkan Kegiatan Gang Ramah Anak

by Mazdalifah N Fadilla
16/12/2020

Discussion about this post

YPI Al Multazam HK Launching Buku Bunga Rampai

26/04/2022

Ada Juri Hafiz Indonesia di Milad YPI Al-Multazam HK Kuningan

26/04/2022

Milad YPI Al-Multazam HK Dihiasi 20 Kali Khatam Al Quran

26/04/2022
  • REDAKSI
  • DISCLAIMER
  • KIRIM TULISAN
  • KONTAK KAMI
  • PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER
Media Independen Mahasiswa

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

No Result
View All Result
  • Login
  • Sign Up
  • Home
  • Opini
  • MILD
  • GKB
  • Lipsus
  • Resensi
  • Resah
  • Silam
  • Kirim Tulisan

© 2018-2021 Lintas Batas - Media Independen Mahasiswa

Welcome Back!

Sign In with Google+
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Google+
OR

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist