Dewan Pembuat Resah Dewan Perwakilan Rakyat atau disingkat DPR gak ada habisnya bikin rakyatnya gelisah. Selain virus bernomor punggung 19 ini yang harus dilawan, sepertinya Bapak Ibu DPR kita ini juga ingin dilawan. Bukannya ikut menjadi kawan malah sebaliknya.
Selain kecapekan hobi tidur saat rapat, prank bangku kosong, Bapak Ibu juga jago nyakitin perasaan. Gimana enggak, mulai jauh-jauh hari sebelum Corona datang sampai sekarang masih aja nyakitin. Untung kita-kita sudah terlatih patah hati. Padahal kalau mau, ini waktu yang tepat untuk ngambil hati rakyat, tapi gak gampang ya, Pak. Wani piro?~
Khusus untuk Bapak Ibu DPR kita yang butuh tips dan trik untuk meluluh lantahkan hati rakyat. Bukan dengan seikat bunga atau puisi tapi dengan…
Mengubah Fungsi Gedung
Karena sekarang lagi disuruh stay at home, gimana ya kabar gedung DPR sekarang? Jangan–jangan sama aja kayak hari biasa kerja, sepiii.~ Kalo memang sepi kayak biasanya, mending gedungnya dipakai untuk hal yang berguna dah.
Bisalah dijadiin rumah sakit sementara. Yaa.. Walaupun memang penghuninya banyak orang “sakit” (nggak qoq). Tapi serius nih kalo memang nggak dipakai mending digunakan untuk Rumah Sakit Darurat penanganan corona.
Fakta yang mencengangkan, ternyata saran ini sudah diusulkan oleh Ketua Komisi VI DPR dari PKB Faisol Riza. Ia mengusulkan agar gedung parlemen menjadi Rumah Sakit Darurat Corona dan berharap usulannya ditindaklanjuti. Saran dari Faisol Riza terdengar cukup menarik dan sepertinya masyarakat akan menyetujui usulan ini. Tapi entah Bapak Ibu yang sering ngiler pas rapat gimana?
Saat ini, semua bentuk kegiatan sudah diubah menjadi virtual. Masyarakat Indonesia diserukan untuk Stay at Home. Semua jenis kegiatan dialihkan berbasis online untuk memutus rantai persebaran virus ini. Mulai dari Work From Home (WFH) sampai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan konon katanya rapat DPR pun jadi serba online.
Tapi, kita bisa bayangin gak sih gimana proses pengambilan kebijakan ini? Udah di rumah loh ini, tetap sepi nggak ya?
Eitss jangan suudzon dulu, kata siapa sepi? Justru yang hadir di rapat paripurna online rame lohh yang hadir.. 45 orang hadir secara fisik di gedung dan 297 di virtual. Wow give applause…! Sek hop! Ternyata digedung tetap sepi guys. Seharusnya bapak ibu gak usah ikut–ikutan rapat online karena rapat di Gedung DPR pun tak jadi masalah selama ada jarak berjauhan sekitar 1 meter. Bukankah hari–hari biasa rapat DPR berjarak lebih dari 1 meter? Hehehe.. Canda Pak~
Stop Bahas yang Bukan Prioritas
Tapi it’s fine-lah Pak kalo memang darurat buat rapat online yang penting Bapak dan Ibu selalu dalam kondisi sehat demi rakyat. Tapi jangan lupa gudangnya.. eh gedung. Saat kondisi kesehatan rakyat dan negara sedang memburuk, kira-kira apa sih yang dibahas wakil rakyat kita saat ini?.
Kata CNN lewat liputannya ‘Buruh Nilai DPR Tak Ada Empati Bahas Omnibus Law Saat Corona’, kelompok buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja indonesia (KSPI) menolak usulan Fraksi Partai Nasdem untuk mempercepat pembahasan RUU Omnibus Law. Ternyata, lagi bahas omnibus law di tengah pandemi.
Sepertinya wakil rakyat kita kekeh untuk mengesahkan RUU Cipta Lapangan Kerja. Kata mereka, pembahasan Omnibus Law harus dituntaskan karena akan menyelamatkan ekonomi negara pasca corona. Qoq nggak bahas usulan Rumah Sakit sekalian Pak Bu? Mari kita ber-husnudzon.
Baiknya, DPR mengganti pembahasan Omnibus Law dengan menghadirkan solusi yang tepat bagi rakyat di tengah serangan pandemi. Jangan cuman sibuk mikirin cara bangkitin ekonomi aja. “Ekonomi mati, bisa tumbuh lagi kalo manusia mati gak bisa hidup lagi”.
Pembahasan tentang Omnibus Law di tengah pandemi oleh DPR dinilai menegasikan rasa empati terhadap rakyat dan tidak pro rakyat. Pertumbuhan ekonomi memang sangat penting, namun dalam kondisi saat ini, nyawa harus jadi prioritas. Emangnya situ mau digentayangin tiap malem karena nggak serius bahas Corona?
Potong Uang Jajan
Bapak Ibu ini seharusnya membahas dan mencari solusi agar rakyat tetap dalam keadaan baik-baik saja dan setidaknya menenangkan rakyat di tengah kepanikan ini. Setidaknya, gaji dan tunjangan dipotonglah Pak, sedikit ikut prihatin gitu loh. Mau nggak?
Sekarang lagi trend loh pejabat potong gaji buat kepentingan masyarakat. Contoh Pak Ridwan Kamil dan jajaran yang rela memotong gaji selama 4 bulan. Bayangkan dari ratusan anggota DPR RI dan Daerah, gajinya dipotong untuk membantu penanggulangan pandemi. Situ kan enak bulanan dan bisa WFH? Yang dapat duit harian dan gak WFH siapa yang mikirin?
Ini waktu yang tepat untuk mengambil hati masyarakat loh Pak. Tenang, gak bakal dibilang pencitraan kok, asal nanti kalau kasih bantuan jangan pakai stiker-stiker gambar Bapak.
Seharusnya turun tangan lewat kebijakan-kebijakan. Bayangin Pak, Tenanga medis harus berdiri di gugus depan tapi enggak dikasih APD. Itu kayak mau dihajar sama Genji tapi sendirian.
Ngapain aja nih wakil rakyat kita? Kenapa situ ribut tentang ekonomi, malah rakyat yang turun peduli tentang manusianya. Ah, apa jangan-jangan cuman pas butuh suara aja datengnya~
Wakil rakyat harus mampu menjadi pahlawan bagi negara dan bangsa dengan mempertaruhkan harta, tahta dan nyawa bukan? Jadi, apakah Wakil Rakyat kita ini masih atau usai memikirkan rakyatnya? Kenapa jadi kita yang mikirin mereka ya…
————–
Kontributor: Zainul Fikri, Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UMM.
Instagram: @zaynfiqry
Discussion about this post