Oleh: Nabila Syifa Hasmara*
Pandemi Covid-19 belum memberikan tanda akan usai. Bagaimana tidak, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali digalakkan di wilayah Jawa Bali pada tanggal 11 hingga 25 Januari 2021 mendatang. Sudah pasti kegiatan segala sektor akan diberlakukan work from home (WFH).
Terutama bagi mahasiswa tingkat akhir harus ‘menelan ludah’ karena prediksi wisuda daring sudah di depan mata. Dan bagi mahasiswa lainnya, juga harus bersabar karena belum bisa melakukan kegiatan perkuliahan tatap muka.
Di era milenial seperti sekarang ini, bukan hanya gelar yang mejadi tujuan utama suksesnya seseorang, melainkan juga pengalaman dan skill yang mereka dapat selama duduk dibangku perkuliahan sebagaimana yang dikatakan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim, mengenai kebijakan merdeka belajar.
Sehingga belajar tidak melulu harus duduk dan mendengarkan dosen menyampaikan materi, melainkan juga mahasiswa dituntut untuk menjadi kreatif dan belajar hal di banyak bidang sesuai keinginannya lewat media apapun. Karena banyak menghabiskan waktu dirumah, Youtube bisa menjadi solusi sebagai media belajar efektif untuk meningkatkan skill selama di rumah saja.
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kehidupan masyarakat tidak dapat dipisahkan dari smartphone. Kebanyakan dari mereka memanfaatkan sosial media salah satunya YouTube untuk mencari hiburan, informasi terkini, bahkan untuk melihat siaran yang belum sempat dilihat di televisi.
Sebagai platform video populer yang dapat diakses dimana dan kapan saja. YouTube menjadi peringkat satu sebagai media sosial yang sering di akses penduduk Indonesia. Menurut survei We are Social di tahun 2019, sebanyak 88% dari 150 Juta orang memilih YouTube sebagai media sosial yang sering digunakan.
Dan 82% penggunanya rentang umur 18-29 tahun sehingga didominasi oleh remaja yang berprofesi sebagai mahasiswa menurut Badan Pusat Statistik. Dikutip dari Daily Social, Muriel Makarim selaku Head of Large Customer Marketing Google Indonesia juga mengungkapkan bahwa konten edukasi menjadi konten yang paling dicari oleh pengguna YouTube Indonesia, dengan topik bisnis, sains, dan humaniora. Per Juni 2020 waktu tonton naik hingga 80% dibandingkan periode lalu.
Tentu saja ini sudah menjadi bukti nyata bahwa YouTube adalah platform video yang dapat dimanfaatkan untuk menambah ilmu maupun skill baru bagi penggunanya. Melihat dari hasil survey tersebut, YouTube dapat dikatan bukan hanya sebagai media hiburan saja, namun juga berpotensi menjadi media pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai media belajar mahasiswa. Karena bisa mencari informasi secara cepat tanpa terbatas ruang dan waktu yang dapat dilakukan secara mandiri.
YouTube Jadi Media Belajar
Efek dari pandemi Covid-19 salah satunya perubahan sistem belajar menjadi daring. Namun, semangat untuk terus belajar tidak boleh sirna, terutama bagi mahasiswa.
Penting untuk selalu memperbaharui pengetahuan baik di dalam maupun luar bangku kuliah. YouTube bisa menjadi solusi sebagai media belajar karena praktis dapat diakses melalui smartphone maupun komputer.
Selain praktis, informasinya pun tidak terbatas hanya berasal dari Indonesia, melainkan konten dari seluruh belahan bumi bisa diakses melalui YouTube. Ini adalah poin penting, sehingga kreativitas mahasiswa berkembang dan dapat menambah ilmu dari berbagai macam perspektif.
Menurut penelitian, belajar dengan audiovisual akan memudahkan untuk mengingat ilmu di dalamnya. YouTube memberikan opsi tersebut, dengan visual ciamik yang disodorkan creator YouTube membuat mahasiswa lebih tertarik dan termotivasi untuk terus belajar.
Seperti konten milik Chandra Liaow pemilik akun YouTube Team2One yang berhasil memukau audiens lewat konten berjudul ‘Reaksi Editor’. Dalam video tersebut, Chandra dan kedua temannya mengupas tuntas teknik penyuntingan video.
Selain itu pengguna YouTube juga diberikan kebebasan memilih tayangan yang diinginkan. Walaupun dapat diakses secara bebas, pengguna juga perlu waspada dan menelisik kembali akurasi konten tersebut. Penting untuk memfilter informasi yang didapatkan.
Raih kesuksesan melalui YouTube
Pola pikir ‘kesuksesan akan diraih apabila memiliki gelar’ nampaknya kurang relevan jika tetap digunakan di era digital seperti sekarang. Karena belajar pun dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja melalui media apapun.
Maka, anggapan pemilik gelar perguruan tinggi akan menjamin kesuksesannya bukanlah hal mutlak lagi. Kesuksesan menjadi pencapaian yang relatif bagi mereka yang memiliki gelar maupun tidak, untuk meraih kesuksesannya masing-masing.
Salah satunya adalah Anjas Maradita, seorang creator YouTube dengan channel ‘DaunNet Films’. Tanpa disangka-sangka, ia adalah lulusan ekonomi dari Universitas Pelita Harapan. Tentu berbeda jauh dari antara studi dan pekerjaannya sekarang.
Namun karena keuletannya, dan dedikasinya di bidang editing kini ia menjadi produser di channel YouTube ‘Neuron’ yang berisikan informasi popular berbasis motion grafis dua dimensi. Dapat disimpulkan bahwa YouTube bisa membuka peluang seseorang untuk belajar dan mengaktualisasi diri lintas bidang.
Lapangan pekerjaan lintas bidang pun terbuka lebar bagi mereka yang memiliki keahlian. Kini banyak perusahaan yang membutuhkan staff yang terampil, bisa bekerja dengan cepat, mendahulukan pengalaman dan keahlian.
Dari beberapa kualifikasi tersebut mahasiswa bisa membuktikan keahlian mereka lewat curriculum vitae dan portfolio. Bahkan untuk seorang freelancer atau pekerja lepas, mereka tidak dituntut memiliki ijazah, yang terpenting adalah performa saat melakukan pekerjaan.
Pada akhirnya, belajar dapat dilakukan dimana saja. Untuk mencapai kesuksesan pun tidak melulu soal gelar yang terpenting adalah terus mengaktualisasi diri. Sehingga tidak menutup kemungkinan belajar dari YouTube bisa menjadi strategi yang efektif untuk melahirkan seorang ahli di bidangnya.
Walaupun tentu saja juga harus dibarengi dengan melihat referensi lain yang terpercaya dan terus mengaktualisasi diri. Kesuksesan akan datang apabila kita berani dan mau take action. Pada dasarnya tiap manusia tidak bisa lepas dari belajar, tetapi tanpa mengeksekusi ilmu yang telah dipelajari, akan membuat sia-sia.
*Penulis adalah Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya
Instagram: @nabilasyfh
Discussion about this post